Kamis, September 17, 2009

,,SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H,,



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)


Taqabbalallahu minna wa minkum..

Sambut Kemenangan di Hari nan Fitri..

"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430 H"

Minal Aidin Wal Faidzin..

Mohon Maaf Lahir dan Batin..



(dr. Suzi Leoni)

Selasa, September 08, 2009

Ketika Bumi-ku Kembali Berguncang..


Gambar diambil dari sini.

Guncangan itu datang lagi..!
Ya, Bumi Indonesia kembali berguncang..
Pada tanggal 2 September 2009, gempa tektonik berkekuatan 7,3 Skala Richter melanda kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Informasi dari BMKG, gempa bumi tektonik yang melanda Tasikmalaya berkekuatan 7,3 SR tersebut terjadi pada tanggal 2 September 2009 pukul 14:55:00 WIB, berpusat di laut pada koordinat 8.24 LS - 107.32 BT dikedalaman 30 km, berjarak 142 km Barat Daya Tasikmalaya. Seusai gempa utama tercatat terjadi beberapa gempa susulan dengan kekuatan rata-rata 5 SR.

Besarnya kekuatan gempa akibat penujaman Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Euroasia tersebut, terasa hampir seluruh kota-kota di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Di Jakarta kekuatan gempa mencapai IV MMI (Modified Mercalli Intensity).


Walaupun demikian, gempa tersebut tidak menyebabkan gelombang tsunami meskipun gempa berpusat di laut karena energi yang dikeluarkan tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya gelombang tsunami.

Ya, guncangan itu datang lagi..

Kejadian ini seolah mengantarkan saya kembali pada kejadian 5 tahun yang lalu. Pada tanggal 26 Desember 2004 gempa berkekuatan SR yang tinggi disertai gelombang tsunami melanda Negeri Serambi Mekah, Naggroe Aceh Darussalam. Waktu peristiwa itu terjadi, saya masih berada di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan provinsi yang langsung bersebelahan dengan Provinsi NAD. Jadi saya pun turut merasakan getaran gempa yang hebat itu dan itulah getaran gempa dengan durasi terlama yang pernah saya alami..

Masih jelas dalam ingatan, Minggu pagi itu, saya dan seorang teman satu kos saya bersiap-siap pergi menghadiri acara di rumah salah seorang teman. Ketika tengah berbincang sebentar (biasalah para wanita sebelum pergi ke sebuah acara mesti memperhatikan penampilannya terlebih dahulu, jadi waktu itu saya dan teman saya sedang asyik-asyiknya mengomentari dan saling merapikan penampilan masing-masing, he he..), tiba-tiba saya mendadak pitam, pandangan tiba-tiba menjadi gelap, tubuh saya pun oleng seperti akan jatuh. Setahu saya, saya mengalami kejadian seperti ini kalau saya tidak sarapan dulu sebelum beraktifitas. Tapi saya tahu persis pagi itu saya telah sukses menghabiskan semangkuk sereal oatmeal dan segelas besar susu coklat, jadi semestinya keadaan mendadak pitam ini tidak saya alami. Saya lalu segera berpegangan pada salah satu tiang penyangga rumah kos dan baru saja hendak mengatakan kepada teman saya bahwa saya tidak jadi pergi karena mendadak tidak enak badan.

Sungguh teman, hingga saat itu saya masih belum tahu apa yang terjadi dan teman saya (herannya) juga sempat mengeluhkan kepalanya mendadak pusing, hingga kemudian pintu-pintu kamar kos lainnya terbuka dan sekonyong-konyong para penghuninya berlarian keluar sambil berteriak "Gempa..! Ada gempa..!"

Seiring dengan teriakan itu, barulah akhirnya kami menyadari bahwa sesungguhnya sedang terjadi gempa bumi! (Mulai saat itu saya bersumpah untuk segera tanggap jika suatu saat mengalami keadaan mendadak pitam seperti itu lagi, maka yang pertama kali ada dalam benak saya adalah bahwa sedang terjadi gempa bumi, bukannya efek dari dispepsia fungsional yang merupakan penyakit langganan anak-anak kos! Saya juga berjanji akan segera lari keluar rumah begitu mengalami keadaan pitam yang tiba-tiba seperti itu lagi, karena bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan diri saya jika saya masih sibuk membahas efek dari dispepsia fungsional sementara bangunan tempat saya bernaung terancam akan rubuh! Bisa dibayangkan bukan, Teman-teman..? Percayalah, bahwa keadaan mendadak pitam tidak melulu disebabkan dirimu tidak sarapan!)
Saya dan teman saya langsung terbirit-birit menuju halaman depan. Ibu kos kami juga melakukan hal serupa. *Belakangan kami baru tahu saat kejadian ada salah seorang anak kos yang sedang berada di kamar mandi dan dia memilih untuk tetap menruskan mandinya. Dan setelah getaran gempa usai dengan santainya dia mengabarkan bahwa efek dari gempa tadi adalah dinding kamar mandi terdapat beberapa retakan.. @_@*

Dan tahukah teman, ketika sudah berada di luar itulah kami semua dibuat ciut oleh pemandangan di hadapan kami. Tiang-tiang listrik terlihat meliuk-liuk seperti pohon nyiur di tepi pantai. Pohon-pohon besar juga seperti ditiup angin yang sangat kencang, padahal waktu itu tak ada angin yang bertiup, pagar besi depan rumah berdenting-denting, apa lagi dengan tubuh mungil saya. Perasaan saya kala itu seperti mengalami mabuk laut, tak tahan berdiri, saya lalu mengambil posisi jongkok, dan setidaknya itu membuat saya merasa lebih 'baik'. Bibir pun tak henti-hentinya menyebut asma-Nya yang agung. Sambil terus memohon agar Allah SWT senantiasa melindungi kami yang tak berdaya ini..

Begitulah, Teman.. Sepenggal kisah tentang merasakan getaran gempa. Beberapa bulan setelah itu kembali saya rasakan guncangan itu saat gempa melanda Pulau Nias yang masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Ada beberapa gempa yang melanda Sumut dan Sumbar dalam rentang waktu yang berdekatan pada tahun 2005 itu. Subhanallah.. Maha suci Allah..

Dalam kesempatan ini saya juga ingin berbagi tips, apa yang mesti dilakukan ketika terjadi gempa. Dengan segala hormat saya persilakan Anda untuk membacanya di sini dan di sini.

Dan ada lagi tambahan dari saya pribadi..

Pasca gempa Nias (yang saat itu terjadi pada malam hari), saya dan adik saya yang saat itu juga sedang kuliah di Medan tetapi kami berbeda tempat kos, berinisiatif menyediakan satu tas ransel yang khusus untuk menyimpan benda-benda yang dianggap penting. Termasuk ijazah SMU yang kami bawa dari Pekanbaru, map yang berisi lembaran-lembaran daftar nilai kuliah, buku daftar nilai praktikum, kuitansi pembayaran SPP, dompet, HP (
kalau pergi kemana-mana tentu saya membawa dompet dan HP, setelah sampai di kos apalagi menjelang tidur, dompet dan HP saya simpan lagi di dalam ransel), mukena, Alquran, beberapa pakaian dan jilbab, cemilan (teteup..), dan kain sarung. Sepertinya 'hanya' itu yang saya masukkan ke dalam "Ransel Siaga"..

Dan yang lebih penting lagi, buat teman-teman yang muslimah berjilbab, saat tidur diusahakan tetap memakai pakaian yang menutup aurat. Saya cukup lama 'trauma' pasca gempa Nias dan gempa susulan lainnya, sehingga di masa-masa 'trauma' itu saat tidur saya selalu memakai baju lengan panjang dan celana panjang lengkap dengan jilbab. Bahkan pernah sekali dua kali saya tidur dengan sengaja tidak mengunci pintu kamar saya. Beberapa anak kos memutuskan untuk tidur dalam satu kamar (seorang anak kos) saja. Saya tidak ikutan karena bagaimanapun juga lebih nyaman tidur di kamar sendiri. Hehe.. Ransel Siaga saya taruh di dekat tempat tidur. Pikirannya polos saja saat itu, kalau ada gempa lagi di malam hari dan saya terbangun oleh teriakan anak-anak kos lainnya 'mengabarkan' ada gempa, saya tidak perlu sibuk lagi mengganti kostum. Dengan kata lain, tinggal kabur..!

Semoga bermanfaat.. ^_^

Sumber Gempa Tasikmalaya: ESDM