Sabtu, Januari 31, 2009

,,Friend Test,,


Postingan kali ini ku comot dari SMS seorang sobatku beberapa bulan yang lalu, saat menjelang wisuda. Maklum, kebersamaan kami setelah wisuda tak kan seperti dulu lagi.. Jarak memang akan memisahkan kami secara fisik.. Tapi tidak dengan hati kami yang tetap terpaut.. Insya Allah..

SMS yang cukup membuat jempolku "gempor" saat mengetik balasannya.. He he..

OK..
Pertanyaan di bawah ini kutujukan buat siapa saja yang mengunjungi blog-ku yang sederhana ini. Terutama buat teman-teman yang memang sudah mengenalku sejak lama. * ya iya lahhh*
Tolong dijawab dengan jujur ya.. Apa adanya..
Bagi yang belum kenal atau bertemu denganku secara langsung, kalo mau ikut "meramekan suasana" juga tak mengapa.. He he..

Friend Test..

1. Kapan pertama kali kamu kenal aku..?
-
-

2. Kesan pertama..?
-
-

3. Tapi ternyata setelah kenal, aku itu..?
-
-

4. Sifat khasku..?
-
-

5. Hal yang bikin kamu inget ma aku..?
-
-

6. Amanah dan pesan buat aku..?
-
-

Tolong dibalas ya..
^-^

Syukron..


Gambar diambil dari sini.

Senin, Januari 26, 2009

Ndut... I miss you...



Mmmhhh...
Baru seminggu di Medan, aku sudah rindu pada si gendut berbulu kuning keemasan itu...

Pooh...

Tak salah aku memberi nama itu...
Dengan harapan agar dia bisa gendut seperti salah satu karakter Disney itu...

Pooh...

Yang selalu ingat padaku...
Walau aku jarang pulang...

Pooh...
Yang selalu mengeong-ngeong di depan pintu kamarku,
ketika aku dan Mama sedang asyik bercakap-cakap...
Soalnya di luar dia kesepian, gak ada satupun manusia... He he...

Pooh...
Yang selalu merepet setiap kali disuruh keluar rumah padahal dia masih ingin di rumah...
Ekor yang digoyang-goyangkannya merupakan tanda "protes"nya...

Pooh...
Yang "udah ngerti" area mana saja di rumah yang tidak boleh dia "hinggap" di situ, apalagi untuk bobo'...
Kursi dan karpet di ruang tengah, masih bisa dimaafkan, asal jangan "digaruk-garuk"...
Hanya menambah sedikit kerepotan saja karena setelah dia pergi, tuh kursi en karpet mesti segera di"desinfeksi"... Hakzhakzhakz...

Aku memang sayang kamu Pooh,
tapi tidak pada bulu-bulumu yang rontok... ^-^

"Aku hanya pergi 'tuk sementara...
Bukan 'tuk meninggalkanmu selamanya...
Ku pasti kan kembali pada dirimu...
Tapi kau jangan nakal...
Aku pasti kembali..."

(dari sebuah lagu..)

Sabtu, Januari 24, 2009

Satu PRIA dan Empat WANITA..


Mmm...
Judul di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan POLIGAMI. Kali ini aku akan menceritakan "Kisah antara Satu Pria dan Empat Wanita" yang terjadi di kantin di sebelah kampus kedokteran. Di kantin itu terdapat lima meja panjang yang disusun memanjang (seperti gerbong kereta api) berikut sepuluh bangku panjang pada masing-masing sisinya..

Tepatnya di bangku panjang urutan ke tiga alias di tengah-tengah, duduklah secara berderet Satu Pria dan Tiga Wanita, sementara Wanita ke Empat duduk di bangku meja di sebelahnya (meja urutan ke empat). Soalnya udah gak muat siy...! He he.. Lagipula, Wanita ke Empat ini datangnya belakangan di saat empat makhluk Allah lainnya sedang asyik "berdiskusi". Dia langsung memesan satu Classic Meg yang terdiri dari roti burger+sayur+daging burger sapi+telur dari gerai MEGA BURGER yang ada di kantin itu dan sebotol Teh Botol dingin, lalu dia memutuskan bergabung dengan yang lainnya.

Si Pria : Sebut saja Mas Budi, seorang anggota TNI AD dengan pangkat Lettu Czi. Tubuh proporsional, berkulit hitam manis, ketika lagi ngobrol, keluar deh logat Jawanya. Medhok abis. Dia asyik menceritakan segala "keanehan" yang dialami istrinya yang sedang hamil sekitar tujuh minggu. Rona bahagia terpancar jelas dari wajahnya. Maklum, sebagai pengantin baru, tentunya sangat mendamba kehadiran sang buah hati.

Si Wanita No.1 : Adalah istri Mas Budi. Sebut saja Mawar. Berperawakan mungil, berkulit putih. Sambil menimpali ucapan suaminya, dia asyik berdiskusi dengan Wanita No.2 yang sedang hamil lima bulan. WanitaNo.1 ini mengaku sedang mengalami Morning Sickness yang cukup parah.

Si Wanita No.2 : Sebut saja Melati. Berperawakan mungil juga. Menikah hampir setahun yang lalu. Sekarang sedang mengandung lima bulan. Sedang asyik membagi pengalamannya seputar kehamilan kepada Wanita No.1.

*Alangkah beruntungnya kedua wanita itu*

Si Wanita No.3 : Sebut saja Anggrek. Berperawakan mungil, berkulit putih, wajahnya cenderung berparas oriental, logat Bataknya kental. Status sekarang masih lajang. Tapi tanggal 7 Maret nanti (Insya Allah) resmi berstatus istri dari sang pujaan hati. Sangat antusias dengan percakapan ketiga orang di sebelahnya. Sekali-kali ikut menimpali. Lumayan, tips-tips yang didapat bisa diterapkan saat sudah menikah nanti. Apalagi jika sudah hamil. He He..

*Anggrek, dirinya juga sungguh beruntung*


Si Wanita No.4 : Gak perlu disebut namanya! Berperawakan mungil juga sama seperti ke tiga wanita lainnya, satu-satunya yang berkacamata. Bedanya di status! "Jomblo Kronis Eksaserbasi Akut". Serba gak jelas lah! Hakzhakz.. Cuma diam seribu bahasa, asyik menguyah Classic Megnya sambil sesekali menyeka bibirnya dengan tissue. *karena kalo lagi makan burger, hati-hati jangan sampai belepotan saos dan mayones*
Sambil mengunyah, pandangannya tak lepas dari empat orang yang ada di sebelahnya, sekali-kali tersenyum, mata berbinar-binar, mengangguk seperlunya. Intinya, berperan sebagai Raket Nyamuk saja... Padahal biasanya dia termasuk wanita yang cukup rame dalam sebuah "majelis"
. Kali ini dia hanya manggut-manggut saja.

Ck ck ck... Kasiannnnnn tu budak...!

Gambar diambil dari sini.

Senin, Januari 19, 2009

Bienvenue a Medan..





"Oleh-oleh !"

Itulah yang selalu diungkit-ungkit oleh adikku baik via telepon ataupun SMS ketika aku akan berangkat ke Medan..

Ya, baiklah..

Akibatnya, selain membawa satu travel bag yang sarat pakaian, satu kardus ukuran sedang berisi beberapa buku, diktat, novel, barang-barang kepunyaan adikku yang ketinggalan di rumah waktu dia liburan kemarin dan kado pernikahan untuk seorang sahabatku (maaf ya Cinta, telat ngasih kadonya), aku juga menjinjing satu kantung plastik yang isinya sekotak besar alias selusin donat J.Co (yang tentunya super-duper yummy) dan satu tas kecil berisi sebotol madu (ini dikirim Oom-ku, emang aku yang request), dua bungkus dendeng yang khusus dimasak untuk kami berdua, dan empat potong empek-empek kapal selam + 10 bakwan dari Bakwan Sumatra di Jl.Rupat berikut kuah cuko-nya..

Satu hal yang pasti.. Akan ada cukup persediaan makanan selama 1-2 hari untuk dua anak kos (karena aku berangkat ke Medan lagi, otomatis jadi anak kos lagi deh..!) yang pola makannya suka tidak menentu..*makanya kalau pulang ke PKU salah satu tujuannya adalah untuk PERBAIKAN GIZI*

"Syukur Alhamdulillah ya Dek, untuk sementara kita lupakan dulu rantangan kita itu..!" He he..

Pesawat Sriwijaya Air yang membawaku berangkat tepat waktu, tidak ada acara delayed seperti kemarin-kemarin.. :-) Mmmhhh... Bienvenue a Medan. Kembali bersua dengan kota yang sering membuat cephalgia dan dyspepsia-ku kambuh. He he..

Setibanya aku di sini, akan ada beberapa "tugas" yang mesti diselesaikan.. Mohon doa-nya Teman-teman, agar semuanya berjalan lancar. Amin ya Robbal 'alamin..


Gambar diambil dari Kaskus, Geocities, My Indonesia dan skyscrapercity.


Jumat, Januari 16, 2009

'Bout my Thursday..


Hari Kamis kemarin..
Mmmmm... Aku ngapain aja yah...?
Sebenarnya sih cukup banyak yang kulakukan di hari Kamis kemarin...
Dari matahari terbit sampai matahari akan tenggelam, aku di rumah saja...
Karena hanya_tinggal_menghitung_hari_lagi aku akan ke Medan, jadinya acara JK (Jaga Klinik ya... Bukan Janji Kencan, he he) agak dipending dulu kali ya... Soalnya aku akan cukup lama "ngendon" di Medan. Insya Allah sepulangnya dari sana aku akan fokus kembali pada pekerjaanku di sini atau merealisasikan beberapa rencana yang telah kususun... *Ya Allah, aku hanya bisa berencana, berusaha dan berdoa... Hasil akhirnya kuserahkan hanya pada-Mu semata*

Nah, acara yang menarik itu justru "hadir" saat ba'da Maghrib. Papa mengajak aku dan Mama ke apotek langganan Papa di Jl. Ahmad Yani Pekanbaru. Beliau sudah kehabisan TensiVask dan CardioAspirin-nya. Tapi sebenarnya aku tahu, ini bukan hanya perkara membeli obat di apotek, tapi ada lagi yang lebih dahsyat daripada itu. Yakkkk... Benar sekali Saudara-saudara... !

WISATA KULINER !

Sambil menyetir Papa mengatakan, "Kalian berdua mau makan mi lendir di Jl. A. Yani tak...?" Dari nada suaranya, aku yakin Papa yang akan mentraktir.
Ya Allah, mengapa ajakan "makan-makan" itu selalu terdengar INDAH di telinga...?
(Dasar! Laper apa Doyan Mbak........???)

Sesampainya di Jl. Ahmad Yani, kami sepakat untuk makan Mi Lendir dulu baru kemudian ke apotek. *Benar kan kataku tadi? Ini bukan hanya perkara membeli obat di apotek!*
Kami lalu memesan dua porsi mi lendir, untukku dan Mama, karena sebelum pergi Papa sempat makan nasi di rumah. Wah, Papa baik banget...!

Setelah pesanan datang, aku dan Mama langsung menyantap makanan khas dari Kepulauan Riau itu. Sejak tiba dari Medan tanggal 25 Nopember kemarin, baru kali ini aku kembali merasakan kenikmatan mi lendir. *Kalau di Medan, Mi Aceh Titi Bobrok lah sang pencuri hatiku, he he*
Sambil menonton kami berdua makan, Papa kembali menceritakan masa-masa ABGnya saat di Tanjung Pinang dulu. Kata Papa, di dekat sekolahnya dulu, SMP Negeri 2 Tanjung Pinang, ada penjual mi lendir yang sangat enak. Papa sering sarapan pagi di sana.

Aku yang lagi asyik makan hanya mendengar sekilas, bukannya tidak sopan, aku kan sudah mendengar cerita itu sebelumnya. Lagipula, mau mengomentari mulutku sedang penuh. Itu kan lebih tidak sopan lagi, ngomong sambil makan. He he..

Yang ada aku malah fokus ke ulah Mama yang serta merta menyodorkan sebutir telur rebus di piringnya ke piringku. Bahh! Sekarang di piringku ada dua butir telur rebus..! Lho kok..?
Ehem.. Begini Saudara-saudara.. Mamaku adalah penganut aliran "sebaiknya mengonsumsi telur tidak lebih dari 3 (tiga) butir dalam seminggu". Bahkan bila mungkin cukup sebutir telur dalam seminggu.. Bahh! Mamaku ini paranoid abiz sama yang namanya KOLESTEROL ! Mmmmhhhh...

*Dalam hati aku berdoa, "Ya Allah, semoga kadar kolesterolku normal-normal saja.. Amin.."*

Setelah makan kami langsung ke apotek. Mau pusing-pusing dulu sebelum sampai di rumah. Maka diambillah rute dari Sail-Kulim-Tengkerang (melewati Alam Mayang)-belakang Purna MTQ terus ke Simpang Tiga.

Sampai di rumah, Papaku ada "undangan mendadak" dari Pak RT. Tak lama kemudian, salah seorang Om-ku menelepon Mama mengabarkan ada sepupu jauh Mama yang tengah kritis di RS Awal Bros..

Inilah sedikit cerita 'bout my Thursday..


Gambar diambil dari sini.

Senin, Januari 12, 2009

Melintas_Batas..



"Kadang kita terlalu cepat berprasangka...


Ku pikir... Sebagai sulung dari dua bersaudara yang semuanya perempuan, membuat orangtuaku membuat batasan yang cukup ekstrem bagi diriku dan adikku.. Terutama dalam hal klasik seperti ini :

(1) "Kalau bisa kuliahnya jangan jauh-jauh ya..."

atau,

(2) "Kalau bisa kerjanya jangan jauh-jauh ya..."

atau,

(3) "Kalau bisa cari jodoh jangan sama
orang yang terlalu jauh ya..."
(Duhh.. Jangan ingatkan aku pada
"hal" itu lagi.. Cukup sudah..!)

Tapi seperti halnya kenyataan bahwa "segala kejadian" di tempat praktek (klinik) bisa berbeda dengan teori yang kita dapatkan waktu masih kuliah atau Ko-As dulu, maka inipun berlaku demikian..

Untuk poin (1)..

Nyatanya aku dan adikku bisa keluar dari Riau tercinta untuk menuntut ilmu.. Membuat Papa dan Mama serasa menjadi Pengantin Baru lagi di rumah, yang di rumahnya belum ada tangis bayi yang memecah kesunyian.. ( Ya iyalahhhhhh, aku kan udah gede, gak mungkin masih nangis kayak bayi, he he.. *maaf kalo gak nyambung*).

Aku bukan bermaksud untuk menilai orangtuaku overprotective.

*Agak, mungkin iya..*

Tapi belakangan aku menyadari, cara agak overprotective yang dianut Papa dan Mama dalam mengasuh dan mendidik kami berdua sejak kecil, ternyata agar di kemudian hari kami berdua siap dilepas untuk mengejar segala mimpi-mimpi kami.. Subhanallah..

Bekal yang dinilai orangtuaku cukup terutama dalam hal agama (ini membuat kami menyadari untuk tidak melakukan hal yang "macam-macam" selama di perantauan, * toh gak bisa dilihat juga sama Papa dan Mama* tapi ada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang senantiasa melihat tindak tanduk kami, tak terbatas waktu dan tempat..!) membuat mereka tidak terlalu mengkhawatirkan teori
"menjaga anak perempuan lebih sulit daripada menjaga anak lelaki".. He he..

Untuk poin (2)..

Beberapa hari yang lalu, aku iseng ngomongin info dari salah seorang rekan sejawatku tentang tawaran menjadi dokter tetap selama tiga tahun di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Eh, ternyata ditanggapi serius oleh kedua orangtuaku. Bener-bener gak nyangka..!! Karena aku sebelumnya merasa paling gak dikasih kerja di luar Riau..
*Ini bukan tanpa alasan, Saudara-saudara. Setelah tamat, waktu aku berencana ingin ikut PTT dulu (lumayan buat menambah pengalaman), aku dah diwanti-wanti agar PTTnya kalo bisa di sekitaran Riau aja, janganlah sampai ada ide sinting di kepalaku buat ikut PTT di daerah pelosok di Papua sana, he he..*


Mereka menyemangatiku buat mendaftar. Siapa tahu ada rezekinya. Diterima, syukur Alhamdulillah.. Gak diterima, ya tidak apa-apa. Hanya saja peluang untuk melanjutkan pendidikan di sana jadi lebih besar (seperti salah satu mimpiku juga sih..).

Yah, kita lihat saja nanti.. (Soalnya aku juga naksir buat kerja di salah satu RS Swasta di Pekanbaru ini.. He he..)

Untuk poin (3)..

No comment deh.. Je ne veux pas..


Dari siput yang ingin keluar dari cangkangnya..


Gambar diambil dari sini, sini.


Jumat, Januari 09, 2009

Aku_Meminta..


Untuk seorang wanita..
Yang untuk pertama kalinya..
Mengenalkanku pada pesona Ilmu Kimia..
Hingga aku jatuh cinta..

Aku meminta..

Pada Allah Yang Maha Kuasa..

Kesembuhan dan keselamatan atas dirinya..
Juga untuk kasih sayang-Mu yang tak terhingga..
Agar ia kembali pulih seperti sedia kala..
Menunaikan amanah mulia..
Bertemu muka dengan siswa/siswi tercinta..

Aku meminta..

Pada Allah Sang Pemilik Cinta..

Untuk Ibunda Guru, Bu Eeng tercinta..



Dari Ananda,


dr. Suzi Leoni A
(1D-2D-3IPA2 SMUN 8 Pekanbaru Angkatan 2002)


Gambar diambil dari sini.

Selasa, Januari 06, 2009

Antara Aku dan Mama pada suatu Malam..


Beberapa hari yang lalu, setelah makan malam.. Aku dan Mama sedang nonton TV di ruang tengahku yang mungil.. Sambil tiduran seperti biasa. Bantal kursi pun berpindah ke lantai keramik beralaskan karpet merah Made in Turkey. *Kebiasaan yang kurang baik sebenarnya, nonton TV sambil tiduran.. Tapi, itulah PW kami berdua saat itu.. Posisi Wenaakkk..*

Waktu itu aku gak begitu fokus ke acara di TV. Aku malah fokus ke arah kepala Mama yang tiduran persis di sebelahku. Mmmm.... Ada beberapa helai uban di antara rambut hitamnya Mama, pikirku.. Ya wajarlah. Mamaku tahun ini akan berusia 51 tahun. Tapi Mamaku ( yang kata tetangga, kata teman-teman Mama di Puskesmas, kata Mak Long, kata Mak Ngah dan termasuk aku), masih kelihatan awet muda.. Cieeee.... He he.

Sadar merasa diperhatikan, Mama menoleh padaku.

Mama : "Ada apa, Kak..?"

Aku : "Wuihhh, kayaknya rambut Mama dah mulai banyak ubannya nih.."

Mama : "Oya..? Kalo gitu tolong cabutin dong Kak. Bagian ini aja. Gatal kali soalnya.." (sambil menunjuk ke bagian belakang kepalanya *regio occipital*)

Aku : "OK deh Ma.." (Bagi yang udah ubanan, emang uban itu bikin gatal ya..?)

Pikiranku langsung melayang ke masa kanak-kanakku. Waktu itu pernah dimintain tolong sama seseorang (aku rada-rada lupa, Tante atau Nenek ya..?). Tapi aku malah menarik bayaran. Untuk setiap helai uban yang kucabut, aku akan mendapat Rp. 100,-. He he.. Eh, malah disetujui.. Besok-besoknya kalo ada yang minta dicabutin ubannya ma aku, mesti diiming-imingi Rp.100,-/helai uban dulu. Haks haks..

SUMPAH!!! Aku mohon dengan sangat pada para pembaca blog-ku yang budiman, jangan ditiru kenakalanku ini ya..??? Jangan sampai anak-anak kalian (kelak) jadi seperti aku dalam hal "perubanan".

Aku : "Nih Ma.. Cuma dua helai aja di bagian ini" (Sambil memperlihatkan hasil kerjaku. Sumpah! Kali ini aku yang sudah berusia seperempat abad tidak meminta bayaran. GRATIS !!)

Mama : "Makasih, Sayang.." (Kalo kata-kata ini mah aku doyan. He he)

Lalu aku merangkul pundaknya dan mencium kedua pipi Mamaku. Mmmmm.. Lembut dan wangi..
Ya Allah, aku benar-benar mencintai wanita ini.. :-)

Aku: "He he.. Mamaku ini dah tua rupanya ya.." (Bercanda)

Mama: "Iya.. Udah tua. TAPI MASIH BELUM ADA CUCUNYA.." (Sambil tersenyum simpul)

Aku: (TERHENYAK. NYUSSSSS.....) "Maksud Mama....................?"

Dan malam itu, kupersembahkan kepada Mamaku tercinta, sebuah senyuman yang nyengirnya minta ampun dan wajah yang kubuat polos sepolos-polosnya.

He he..

*Think.. Think.. Think..!*


Gambar dicomot dari sini.

Sabtu, Januari 03, 2009

Ke-Pekanbaru-an_ku Diragukan...






Diragukan.. Aku anak Pekanbaru..
Lho, kok.....?

Ceritanya begini..
Hari Kamis, 1 Januari 2009 yang lalu, aku dan adikku diajak jalan-jalan keliling kota Pekanbaru sama Om Hendri, adik laki-laki Mamaku yang paling bontot (Woiiiii..., pengumuman.. pengumuman.. !!! Om Hendri-ku ini masih jomblo lho.... !!Usia 35 tahun, PNS di Dinas Perkebunan Kuansing, penampilan bisa dibilang atraktif, mapan banget, dah punya mobil sendiri, bagi siapa yang berminat, silakan hubungi keponakannya yang manis ini.. Haks haks..).

Hari libur gitu lho.. Secara Om-ku ini datang dari Kuansing (Kab. Kuantan Singingi) ke Pekanbaru buat menghabiskan "cuti bersama"nya.. Dan diajaklah dua keponakannya yang adorable ini. Maksud hati sih, biar kami berdua yang jadi guide-nya. Kan kami ngakunya "lahir_dan_tumbuh_kembang_di_Pekanbaru". Otomatis lebih tahu jalan. Tapi ternyata........

Ya, aku dan adikku memang lahir dan dibesarkan di Kota Seribu Ruko ini. Tapi, sejak lebih dari setengah dasawarsa ini, aku dan adikku merantau ke Kotanya Bika Ambon (He he, jadi ingat ma iklan salah satu susu formula balita di TV : "Katanya dari Medan, kok oleh-olehnya Bika Ambon..? Kan beda kota.."). Ya kuliah, dilanjutkan dengan Ko-As.. Mudik ke PKU jarang banget. Apalagi saat dah Ko-As, paling pas Lebaran aja. Itupun gak lama.. Dan nyatanya, bukan bermaksud untuk narsis, Pekanbaru mengalami perkembangan yang sangat pesat akhir-akhir ini. Banyak yang sudah berubah. Dan malangnya, kami berdua tidak terlalu "ngeh" pada semua perubahan itu..

Pagi itu, Om mengajak kami jalan-jalan ke Rumbai. Trus singgah di Danau Buatan Lembah Sari. Ehem.. Sebenarnya ini bukan ide yang bagus menurutku. Rumahku yang berada di kawasan Simpang Tiga (ujung ke ujung dengan Rumbai) membuatku jadi gak begitu hafal dengan jalan-jalan di Rumbai. Maklum, maennya hanya ke kota aja, paling banter sampe Pasar Bawah. Konon pulak ke Danau Buatan.. Mmmmhhhh...

Tapi, ya udah lah.. Pekanbaru gak seluas Medan, jalan-jalan di sini lebih teratur, gak gitu pening buat mencari suatu tempat, pikirku.. Kalo gak tahu tanya aja ke orang-orang. Kok repot..

Ternyata emang kejadian.. Memang betul kata pepatah, "Malu bertanya, jalan-jalan.." He he..
Pokoknya gak tahu deh udah berapa kali kami salah jalan, mondar-mandir di situ-situ aja buat sampe ke Danau Buatan. Waktu dah sampai ke Jl. Sekolah (sebenarnya dari tadi udah nyampe ke Jl.Sekolah kale', tapi kami balik arah lagi ke jalan besar, terus jalan terus sampai gak terasa ternyata udah mau ke Minas, * sekalian aja ke Medan Om..!* he he..), adikku nelpon Papa. Dan akhirnya tahu juga jalan menuju ke Danau Buatan. Bis mentok Jl.Sekolah, belok ke kiri, trus kalo dah jumpa Kantor Lurah, belok ke kanan (jalan ke tiga setelah Kantor Lurah). Akhirnya, nyampe juga ke Danau Buatan. Fffiiiuuuhhhhh....

Om-ku sempat-sempatnya ngoceh, "Kayaknya Om salah bawa orang deh, buat jadi guide.. Sama-sama gak tahu nih kita.."

Arti statement di atas, Om meragukan Ke-Pekanbaru-An kami.. Ugh..!

Aku dan adikku menjawab, "Ya iya lahhhhhhhhhhh.......... !!"

Wuihhhhh, ternyata di sana rame banget. Kami jadi gak mood buat maen-maen di sana. Toh, kami sebelum-sebelumnya juga pernah ke sini. Kali ini gak singgah pun tak apelah.. Lagipula hari sudah siang, dan perut kami dah pada keroncongan.

Lalu kami sepakat buat makan nasi soto di RM. Inyiak Sanang (mohon diralat kalo aku salah nama). Katanya sih, soto daging di sana terkenal enak. Setelah kami buktikan, Subhanallah... Emang mak nyuss ! Om, makasih ya, udah traktir kami....! ^_^

Dari Rumbai, kami lanjut ke Panam, lewat Jl.Riau terus ke Jl.Soekarno Hatta (Arengka). Tadi sih, ada rencana mau maen-maen ke Mal Ciputra Seraya. Tapi lagi-lagi gak mood. Rencana mau singgah di WaterBoom "Nailah". Woiii.... Om, bilang-bilang dunk sebelumnya kalo mau ke WaterBoom..! Kami gak ada bawa baju ganti. Gak sah rasanya kalo gak main air di sana. Ntar kena omel ma Mama di rumah kalo kami pulang dalam keadaan basah kuyup. He he..

Ternyata Om-ku emang hanya mau numpang lewat aja di sana. Ntar kapan-kapan Om-ku bisa ke sana sendirian karena dah tahu jalannya.. OK deh..

Akhirnya, menutup acara jalan-jalan hari ini. Dari Panam, langsung cabut ke Simpang Tiga. Pulang ke rumah..


Satu pelajaran yang kuambil : Jadilah anak Pekanbaru sejati. Hapal lah setiap jalan di kota ini.. Jangan sampe nyasar lagi..



Gambar dicomot dari sini, sini, dan sini.
Thanks to
www.skyscrapercity.com