Sabtu, September 02, 2017
Rabu, September 07, 2011
Dari "Galaksi Kinanthi"
Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut CINTA..
Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya.
Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh.
Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memperhatikanmu tanpa engkau tahu.
Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu.
Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.
Berhati-hatilah..
Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme.
Melakukan hal-hal hebat, menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru.
Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna.
Bersiaplah..
Sementara,
pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit meriah oleh benda-benda
yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya
memenuhi setiap sudutmu.
Bahkan, langit membentuk auranya.
Udara bergerak mendesaukan suaranya.
Bulan melengkungkan senyumnya.Bersiaplah..
Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan.
Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu.
-Tasaro GK-
Dari novel Galaksi Kinanthi: Sekali Mencintai Sudah Itu Mati?
"Saya benar-benar terobsesi dengan novel ini.. Pengen punya sendiri.."
(Suzi Leoni, Si Pemimpi :-p)
Gambar diambil dari istockphoto dan google.
Sabtu, Agustus 20, 2011
Profesi Mulia
Dari http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/19/profesi-mulia/
Profesi Mulia
Oleh: Pikasa Retsyah | 19 March 2011 |
Profesi kesehatan, adalah profesi yang sangat mulia. Profesi yang menurut banyak orang, diminati hanya oleh orang-orang kaya, yang sudah tidak berminat akan gaji dan harta duniawi, dan bertekad menghabiskan sisa hidupnya untuk kemanusiaan.
Hanya sedikit manusia yang mampu benar-benar menjadi tenaga kesehatan, sesuai tuntutan profesi yang dianggap mulia itu, mungkin hanya satu diantara beberapa juta manusia yang sanggup.
Hanya sedikit manusia, yang mungkin mau membayar ratusan juta untuk masuk ke fakultas kedokteran (karena tidak diterima di jalur masuk yang murah), yang tidak berpikiran untuk mendapat pendapatan yang layak dengan biaya sekolahnya.
Hanya sedikit manusia, yang setelah masa kuliah yang panjang dan melelahkan secara fisik dan mental, bisa bersabar untuk tidak segera bekerja mencari nafkah karena direpotkan segala urusan birokrasi.
Hanya sedikit manusia, yang bisa tidak mengeluh, setelah lulus dari fakultas favorit dengan ujian masuk tersulit, tapi masih dianggap tidak kompeten dan masih harus melalui berbagai pembuktian kompetensi yang bukan hanya menghabiskan waktu yang tidak sebentar, tapi juga biaya yang tidak sedikit, sementara teman-teman smanya dulu yang memilih jurusan yang ujian masuknya lebih mudah, sudah bekerja dan bisa dibilang lebih mapan.
Hanya sedikit manusia, yang mampu ditempatkan ke tempat antah berantah, dengan alasan kewajiban kemanusiaan, dengan gaji yang digembar-gemborkan besar (meskipun kenyataannya tidak sampai 30% yang menerima gaji sebesar itu) tapi disuruh berpuasa dulu karena gaji itu baru akan turun entah setelah bulan kesekian.
Hanya sedikit manusia, yang mampu bersabar menjadi tumbal pemerintah, yang tidak sadar bahwa pengobatan murah untuk rakyat itu harusnya dicapai dengan mensubsidi honor tenaga kesehatan, bukannya menginjak-injaknya jadi serendah mungkin dan kemudian setelah ditunggak lama masih dibayar sebagiannya saja.
Hanya sedikit orang, yang mampu ikhlas menerima tudingan malpraktik, meskipun tidak ada yang pernah tahu seberapa berat dia bekerja tanpa tidur, sebelum akhirnya dia melakukan kesalahan yang mungkin sebenarnya manusiawi untuk seorang manusia biasa yang bisa lelah, tapi tidak boleh dilakukan seorang tenaga kesehatan yang haruslah seperti malaikat yang tanpa cela.
Hanya sedikit manusia, yang mampu menahan lelahnya dan dibangunkan tengah malam, karena setiap orang sakit, meskipun itu hanya gatal-gatal,adalah pasien darurat yang harus ditangani saat itu juga.
Hanya sedikit manusia, yang mampu bersabar saat menerima pasien, yang mungkin sudah membayar berpuluh-puluh atau bahkan ratusan juta ke pabrik rokok untuk membeli penyakit, tapi tidak mau mengeluarkan sepeser pun untuk membayar pengobatan, malah menuduh tenaga kesehatan itu adalah makhluk penghisap darah yang mencari keuntungan dari penderitaan orang lain,tanpa sadar pihak mana yang sebenarnya mengambil keuntungan dan membuat dia sakit seperti itu.
Hanya sedikit orang, yang mampu bekerja di klinik swasta, dengan honor ribuan bahkan ratusan rupiah per pasiennya, tapi dapat dituntut ratusan juta apabila terjadi alergi obat (yang kalau dilihat komponen katanya adalah “alergi” yang berasal dari kekebalan tubuh pasien dan “obat” yang diproduksi oleh pabrik obat, tenaga kesehatan sendiri bisa dibilang hampir tidak punya peran dalam alergi obat tersebut).
Hanya sedikit orang, yang bisa menerima keadilan media, dalam memberitakan kasus dugaan malpraktek secara besar-besaran, sementara saat teman sejawatnya meninggal tenggelam saat bertugas ke pedalaman,hanya ditulis di kolom kecil yang pasti tidak menarik perhatian.
http://nasional.kompas.com/read/2009/01/17/02314622/tiga.dokter.ikut.tenggelam.di.perairan.papua
Sedikit sekali orang yang mampu untuk menjadi tenaga kesehatan ideal di Indonesia dengan segala kondisi yang sudah saya paparkan tadi, tapi sayangnya, kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia sangat besar sehingga banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi tenaga kesehatan, dan kaget begitu mengetahui konsekuensi seperti yang saya sebutkan di atas. Jadi bila anda memutuskan ingin menjadi tenaga kesehatan, pastikan anda mampu menerima semua konsekuensi itu tanpa mengeluh. Semoga Indonesia bisa semakin baik di masa depan.
Gambar dari istockphoto
Profesi Mulia
Oleh: Pikasa Retsyah | 19 March 2011 |
Profesi kesehatan, adalah profesi yang sangat mulia. Profesi yang menurut banyak orang, diminati hanya oleh orang-orang kaya, yang sudah tidak berminat akan gaji dan harta duniawi, dan bertekad menghabiskan sisa hidupnya untuk kemanusiaan.
Hanya sedikit manusia yang mampu benar-benar menjadi tenaga kesehatan, sesuai tuntutan profesi yang dianggap mulia itu, mungkin hanya satu diantara beberapa juta manusia yang sanggup.
Hanya sedikit manusia, yang mungkin mau membayar ratusan juta untuk masuk ke fakultas kedokteran (karena tidak diterima di jalur masuk yang murah), yang tidak berpikiran untuk mendapat pendapatan yang layak dengan biaya sekolahnya.
Hanya sedikit manusia, yang setelah masa kuliah yang panjang dan melelahkan secara fisik dan mental, bisa bersabar untuk tidak segera bekerja mencari nafkah karena direpotkan segala urusan birokrasi.
Hanya sedikit manusia, yang bisa tidak mengeluh, setelah lulus dari fakultas favorit dengan ujian masuk tersulit, tapi masih dianggap tidak kompeten dan masih harus melalui berbagai pembuktian kompetensi yang bukan hanya menghabiskan waktu yang tidak sebentar, tapi juga biaya yang tidak sedikit, sementara teman-teman smanya dulu yang memilih jurusan yang ujian masuknya lebih mudah, sudah bekerja dan bisa dibilang lebih mapan.
Hanya sedikit manusia, yang mampu ditempatkan ke tempat antah berantah, dengan alasan kewajiban kemanusiaan, dengan gaji yang digembar-gemborkan besar (meskipun kenyataannya tidak sampai 30% yang menerima gaji sebesar itu) tapi disuruh berpuasa dulu karena gaji itu baru akan turun entah setelah bulan kesekian.
Hanya sedikit manusia, yang mampu bersabar menjadi tumbal pemerintah, yang tidak sadar bahwa pengobatan murah untuk rakyat itu harusnya dicapai dengan mensubsidi honor tenaga kesehatan, bukannya menginjak-injaknya jadi serendah mungkin dan kemudian setelah ditunggak lama masih dibayar sebagiannya saja.
Hanya sedikit orang, yang mampu ikhlas menerima tudingan malpraktik, meskipun tidak ada yang pernah tahu seberapa berat dia bekerja tanpa tidur, sebelum akhirnya dia melakukan kesalahan yang mungkin sebenarnya manusiawi untuk seorang manusia biasa yang bisa lelah, tapi tidak boleh dilakukan seorang tenaga kesehatan yang haruslah seperti malaikat yang tanpa cela.
Hanya sedikit manusia, yang mampu menahan lelahnya dan dibangunkan tengah malam, karena setiap orang sakit, meskipun itu hanya gatal-gatal,adalah pasien darurat yang harus ditangani saat itu juga.
Hanya sedikit manusia, yang mampu bersabar saat menerima pasien, yang mungkin sudah membayar berpuluh-puluh atau bahkan ratusan juta ke pabrik rokok untuk membeli penyakit, tapi tidak mau mengeluarkan sepeser pun untuk membayar pengobatan, malah menuduh tenaga kesehatan itu adalah makhluk penghisap darah yang mencari keuntungan dari penderitaan orang lain,tanpa sadar pihak mana yang sebenarnya mengambil keuntungan dan membuat dia sakit seperti itu.
Hanya sedikit orang, yang mampu bekerja di klinik swasta, dengan honor ribuan bahkan ratusan rupiah per pasiennya, tapi dapat dituntut ratusan juta apabila terjadi alergi obat (yang kalau dilihat komponen katanya adalah “alergi” yang berasal dari kekebalan tubuh pasien dan “obat” yang diproduksi oleh pabrik obat, tenaga kesehatan sendiri bisa dibilang hampir tidak punya peran dalam alergi obat tersebut).
Hanya sedikit orang, yang bisa menerima keadilan media, dalam memberitakan kasus dugaan malpraktek secara besar-besaran, sementara saat teman sejawatnya meninggal tenggelam saat bertugas ke pedalaman,hanya ditulis di kolom kecil yang pasti tidak menarik perhatian.
http://nasional.kompas.com/read/2009/01/17/02314622/tiga.dokter.ikut.tenggelam.di.perairan.papua
Sedikit sekali orang yang mampu untuk menjadi tenaga kesehatan ideal di Indonesia dengan segala kondisi yang sudah saya paparkan tadi, tapi sayangnya, kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia sangat besar sehingga banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi tenaga kesehatan, dan kaget begitu mengetahui konsekuensi seperti yang saya sebutkan di atas. Jadi bila anda memutuskan ingin menjadi tenaga kesehatan, pastikan anda mampu menerima semua konsekuensi itu tanpa mengeluh. Semoga Indonesia bisa semakin baik di masa depan.
Gambar dari istockphoto
Senin, Januari 10, 2011
Kehilanganmu (Part. 1)
Ya Allah ya Tuhanku..
Rasanya baru kemarin aku menulis tentang Tika di blogku ini..
Pada tanggal 01 Maret 2009..
Bertajuk Penpal..
Kini aku kembali menulis tentang Tika di blogku ini..
Tapi dalam suasana hati yang jauh berbeda.. :'(
Hari itu tanggal 30 Desember 2010..
Menjelang pergantian tahun 2011..
Aku dan adikku sedang berada di rumah orangtua kami di Pekanbaru..
Mengambil izin beberapa hari karena ada urusan keluarga..
Sore itu adikku berteriak dari ruang tengah..
Dia sedang membaca timeline Twitter dari Blackberry-nya..
"Kak, akun @tikuyuz ini temannya Kakak bukan..? Kak Tika kan..? Dia sahabat pena Kakak waktu kecil kan..?"
"Iya, Dek.. Kenapa emangnya..?" tanyaku.
"Kak Tika kemarin lagi sakit ya..?"
"Iya.. Ada apa sih..?" kejarku makin penasaran..
"Barusan Uwi baca timeline-nya si Pipit, dia RT (reTweet) berita detikHealth dari @detikcom.."
Lalu adikku mengucapkan sesuatu yang membuatku sejenak terdiam..
Bibirku bergetar..
Mataku terasa panas..
Lalu aku segera menyambar Blackberry-ku sendiri dari atas meja untuk membuktikan sendiri ucapan adikkku..
Dan ternyata..
Berita itu memang benar adanya.. :'(
Tika, Gadis Manis yang Meninggal Karena Jadi Perokok Pasif
Terburu-buru aku juga membuka akun Facebook-nya..
Di sana kutemukan beberapa ungkapan dukacita dari orang-orang terdekatnya..
Rasa tak percaya..
Karena beberapa hari sebelumnya aku tahu dia memang sedang dirawat di rumah sakit..
Melalui status di akun FB-nya..
Dan aku memberikan komentar, menanyakan dia sedang sakit apa, dan mendoakannya agar lekas sembuh.. :'(
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..
Sontak dunia tempatku berpijak terasa berputar.. :'(
*Gambar diambil dari iStockphoto
Rasanya baru kemarin aku menulis tentang Tika di blogku ini..
Pada tanggal 01 Maret 2009..
Bertajuk Penpal..
Kini aku kembali menulis tentang Tika di blogku ini..
Tapi dalam suasana hati yang jauh berbeda.. :'(
Hari itu tanggal 30 Desember 2010..
Menjelang pergantian tahun 2011..
Aku dan adikku sedang berada di rumah orangtua kami di Pekanbaru..
Mengambil izin beberapa hari karena ada urusan keluarga..
Sore itu adikku berteriak dari ruang tengah..
Dia sedang membaca timeline Twitter dari Blackberry-nya..
"Kak, akun @tikuyuz ini temannya Kakak bukan..? Kak Tika kan..? Dia sahabat pena Kakak waktu kecil kan..?"
"Iya, Dek.. Kenapa emangnya..?" tanyaku.
"Kak Tika kemarin lagi sakit ya..?"
"Iya.. Ada apa sih..?" kejarku makin penasaran..
"Barusan Uwi baca timeline-nya si Pipit, dia RT (reTweet) berita detikHealth dari @detikcom.."
Lalu adikku mengucapkan sesuatu yang membuatku sejenak terdiam..
Bibirku bergetar..
Mataku terasa panas..
Lalu aku segera menyambar Blackberry-ku sendiri dari atas meja untuk membuktikan sendiri ucapan adikkku..
Dan ternyata..
Berita itu memang benar adanya.. :'(
Tika, Gadis Manis yang Meninggal Karena Jadi Perokok Pasif
Terburu-buru aku juga membuka akun Facebook-nya..
Di sana kutemukan beberapa ungkapan dukacita dari orang-orang terdekatnya..
Rasa tak percaya..
Karena beberapa hari sebelumnya aku tahu dia memang sedang dirawat di rumah sakit..
Melalui status di akun FB-nya..
Dan aku memberikan komentar, menanyakan dia sedang sakit apa, dan mendoakannya agar lekas sembuh.. :'(
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..
Sontak dunia tempatku berpijak terasa berputar.. :'(
*Gambar diambil dari iStockphoto
Minggu, Juni 27, 2010
Tentang Lagoi di Bintan..
Kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang Lagoi..
Apa itu Lagoi..? ^^
Apa itu Lagoi..? ^^
Lagoi merupakan Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif yang terletak di Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Kawasan ini terkenal akan wisata pantainya yang indah.. *Percayalah teman, saya langsung fallin in love sama salah satu pantai di Lagoi ini sejak saya pindah ke pulau ini.. :D* Kawasan ini memiliki luas sekitar 23.000 Ha, diresmikan pada tanggal 18 Juni 1996 oleh (Alm.) Presiden Soeharto bersama Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong dengan kontrak selama 70 tahun *entah di mana saya 'berada' pada saat itu* antara Pemkab Bintan dengan pihak pengelola, yaitu PT. Bintan resort Cakrawala. Saat ini ada sekitar 9 resort di kawasan wisata Lagoi, yaitu Nirwana Resort Hotel, Indra Maya Villa, Mayang Sari, Banyu Biru, Nirwana Beach Club, Banyan Tree, Angsana, Club Med dan Bintan Lagoon (Bintantourism.com 2010).
*Saya sendiri sejak pindah ke pulau ini dari daratan Riau (Pekanbaru) Maret lalu, baru maen-maen ke Pantai Nirwana saja, karena baru pantai itu yang saya tahu terbuka untuk umum. . Hehe..*
Bagaimana caranya supaya nyampe di Lagoi..? :D
Mmm.. Kalau 'versi' saya sih, pertama-tama harus menginjakkan kaki di Pulau Bintan dulu.. :D
Caranya..? Bisa langsung terbang menuju ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Tanjungpinang) lalu menempuh jalan darat ke kawasan wisata Lagoi sekitar 1 jam lebih perjalanan. Atau 'mampir' dulu di kota Batam, lalu dari pelabuhan Telaga Punggur menyeberangi Selat Riau menuju Tanjung Uban (kota Kecamatan Bintan Utara) dengan naik speedboat selama +/- 15 menit (ongkosnya Rp.35.000,-) atau naik kapal penyeberangan Roro selama +/- 1 jam (ongkosnya Rp.14.500,- saja). Setelah sampai di Tanjung Uban dilanjutkan dengan perjalanan darat ke kawasan wisata Lagoi sekitar 30 menit perjalanan.
Ada apa aja di Lagoi..?
Tentu saja pantai-pantai pasir putihnya yang katanya sebelas dua belas dengan pantai-pantai yang ada di Bali lho.. ^^ Juga resort-resort yang bertaraf internasional di sepanjang kawasan yang keindahannya sudah mendunia ini *yang serba mahal pastinya (-_-')* dan tentu saja.. water sport-nya..! Ada banana boat, jetski, flying fish, kayaking, snorkelling, diving dan lain-lainnya :-)
Selain itu, tiga lapangan golf bertaraf internasional yang merupakan salah satu yang terbaik di Asia mengundang wisatawan mancanegara memberikan tambahan pendapatan bagi Pemkab Bintan, sedikitnya Rp 24 milyar setahun.
Oya, sedikit woro-woro dari saya..
Teman-teman mesti menyediakan budget lebih untuk bisa menikmati berbagai fasilitas yang saya sebutkan tadi. Soalnya rata-rata tarifnya dalam dollar baik dollar Singapura maupun dollar Amerika.
Tapi tenang saja, kalau teman-teman ada yang seperti saya, abdi negara yang penghasilannya belum seberapa, tetap bisa menikmati keindahan Lagoi koq.. :-)
Seperti yang saya sebutkan di atas, ada salah satu pantai (misalnya Nirwana Beach) yang terbuka untuk umum, tidak harus menjadi pengunjung yang menyewa resort di sana *kata seorang teman saya.. :-)*
Sekian dari saya, salah satu penghuni pulau..
Semoga bermanfaat.. ^^
Sumber:
*Saya sendiri sejak pindah ke pulau ini dari daratan Riau (Pekanbaru) Maret lalu, baru maen-maen ke Pantai Nirwana saja, karena baru pantai itu yang saya tahu terbuka untuk umum. . Hehe..*
Bagaimana caranya supaya nyampe di Lagoi..? :D
Mmm.. Kalau 'versi' saya sih, pertama-tama harus menginjakkan kaki di Pulau Bintan dulu.. :D
Caranya..? Bisa langsung terbang menuju ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Tanjungpinang) lalu menempuh jalan darat ke kawasan wisata Lagoi sekitar 1 jam lebih perjalanan. Atau 'mampir' dulu di kota Batam, lalu dari pelabuhan Telaga Punggur menyeberangi Selat Riau menuju Tanjung Uban (kota Kecamatan Bintan Utara) dengan naik speedboat selama +/- 15 menit (ongkosnya Rp.35.000,-) atau naik kapal penyeberangan Roro selama +/- 1 jam (ongkosnya Rp.14.500,- saja). Setelah sampai di Tanjung Uban dilanjutkan dengan perjalanan darat ke kawasan wisata Lagoi sekitar 30 menit perjalanan.
Ada apa aja di Lagoi..?
Tentu saja pantai-pantai pasir putihnya yang katanya sebelas dua belas dengan pantai-pantai yang ada di Bali lho.. ^^ Juga resort-resort yang bertaraf internasional di sepanjang kawasan yang keindahannya sudah mendunia ini *yang serba mahal pastinya (-_-')* dan tentu saja.. water sport-nya..! Ada banana boat, jetski, flying fish, kayaking, snorkelling, diving dan lain-lainnya :-)
Selain itu, tiga lapangan golf bertaraf internasional yang merupakan salah satu yang terbaik di Asia mengundang wisatawan mancanegara memberikan tambahan pendapatan bagi Pemkab Bintan, sedikitnya Rp 24 milyar setahun.
Oya, sedikit woro-woro dari saya..
Teman-teman mesti menyediakan budget lebih untuk bisa menikmati berbagai fasilitas yang saya sebutkan tadi. Soalnya rata-rata tarifnya dalam dollar baik dollar Singapura maupun dollar Amerika.
Tapi tenang saja, kalau teman-teman ada yang seperti saya, abdi negara yang penghasilannya belum seberapa, tetap bisa menikmati keindahan Lagoi koq.. :-)
Seperti yang saya sebutkan di atas, ada salah satu pantai (misalnya Nirwana Beach) yang terbuka untuk umum, tidak harus menjadi pengunjung yang menyewa resort di sana *kata seorang teman saya.. :-)*
Sekian dari saya, salah satu penghuni pulau..
Semoga bermanfaat.. ^^
Sumber:
Kamis, Juni 17, 2010
Riau Strait Fin Swimming Open 2010
Kali ini saya mau promosi sedikit.. :D
Hari Sabtu dan Minggu ini, tanggal 19-20 Juni 2010, di kota kecamatan tempat saya kini berdomisili, yaitu Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, akan diadakan perhelatan akbar; Kejuaraan Terbuka Renang Selat Riau (Riau Strait Fin Swimming Open) yang akan memperebutkan Piala Raja Haji Fisabilillah..
Sekitar 277 atlet (dan sayangnya itu tidak termasuk saya) akan mengikuti kejuaraan terbuka renang yang akan berenang mengarungi Selat Riau, yaitu selat yang terletak antara Pulau Bintan dan Pulau Batam di Kepulauan Riau.. Rute dimulai dari Tanjung Uban di Pulau Bintan menuju Kabil di Pulau Batam, dengan jarak tempuh 10.000 meter.. (teruknye.. >__<')
Dan demi perhelatan tersebut, hari Jumat besok Puskesmas tempat saya bertugas akan mengadakan kegiatan 'bersih-bersih' yang saat apel pagi tadi diinstruksikan oleh Bu Kapus.. Yang jelas untuk kegiatan tersebut saya hanya bisa membantu lewat doa karena besok saya bertugas di UGD.. Hihihi.. *tuink tuink*
Hmmmmm.. Kenapa mesti bersih-bersih yaa..? Mungkin karena Puskesmas saya akan dilewati (atau bahkan disinggahi *ge-er.com*) para peserta lomba..? Waaa.. Bisa 'cuci mata' dunk kalo gitu.. :p
Gambar diambil dari sini.
Hari Sabtu dan Minggu ini, tanggal 19-20 Juni 2010, di kota kecamatan tempat saya kini berdomisili, yaitu Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, akan diadakan perhelatan akbar; Kejuaraan Terbuka Renang Selat Riau (Riau Strait Fin Swimming Open) yang akan memperebutkan Piala Raja Haji Fisabilillah..
Sekitar 277 atlet (dan sayangnya itu tidak termasuk saya) akan mengikuti kejuaraan terbuka renang yang akan berenang mengarungi Selat Riau, yaitu selat yang terletak antara Pulau Bintan dan Pulau Batam di Kepulauan Riau.. Rute dimulai dari Tanjung Uban di Pulau Bintan menuju Kabil di Pulau Batam, dengan jarak tempuh 10.000 meter.. (teruknye.. >__<')
Dan demi perhelatan tersebut, hari Jumat besok Puskesmas tempat saya bertugas akan mengadakan kegiatan 'bersih-bersih' yang saat apel pagi tadi diinstruksikan oleh Bu Kapus.. Yang jelas untuk kegiatan tersebut saya hanya bisa membantu lewat doa karena besok saya bertugas di UGD.. Hihihi.. *tuink tuink*
Hmmmmm.. Kenapa mesti bersih-bersih yaa..? Mungkin karena Puskesmas saya akan dilewati (atau bahkan disinggahi *ge-er.com*) para peserta lomba..? Waaa.. Bisa 'cuci mata' dunk kalo gitu.. :p
Gambar diambil dari sini.
Jumat, April 23, 2010
..Hidupku Kini.. (Part 1)
Hari Minggu, 28 Februari 2010..
Adalah hari yang bersejarah bagiku..
Hari yang akan kukenang selalu, sepanjang hidupku..
Ya.. Pada hari itu.. Aku meninggalkan Pekanbaru, kota tempatku lahir dan dibesarkan, yang berada di Riau Daratan, menuju Riau Kepulauan..
Pesawat Mandala pukul 11.30 siang itu akan menerbangkanku ke Batam kemudian dilanjutkan dengan menyeberangi selat menggunakan kapal ferry menuju Tanjungpinang di Pulau Bintan..
Menuju takdirku..
Sebagai abdi negara yang mengabdi di Kabupaten Bintan..
Sebagai insan yang akan memberikan pelayanan kesehatan di salah satu Puskesmas di sana..
Masih jelas dalam ingatanku, tentang hari itu..
Hari yang membuatku sangat berbahagia sekaligus bersedih dalam waktu yang bersamaan..
Di ruang tunggu bandara Sultan Syarif Kasim II..
Selain aku, adikku dan Bang Riky yang ketiganya akan berangkat, ada Papa dan Mamaku tercinta..
Yang dengan segala kebesaran hati merelakan kepergian dua putri mereka yang tercinta merantau di 'negeri' orang..
Juga ada Edo-chan..
Tetangga, sahabat, juga masih terhitung kerabatku, yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri..
Teman curhatku yang 'unik'.. :D
Dan dia datang tidak sendiri..
Dia datang berdua dengan temannya si 'Sensei' yang juga temanku..
Datang jauh-jauh dari Makassar dua hari sebelumnya..
Empat hari tiga malam berada di Kota Bertuah, untuk kembali pulang ke Makassar hari Senin esoknya..
Terimakasih atas kedatangannya, Sensei..
Maaf, karena keterbatasan waktu tidak bisa lama-lama membawamu jalan-jalan.. ^^
Andai aku punya waktu lebih..
Lalu pesawat Mandala itu datang menjemput..
Dan patahlah hatiku..
Lalu hancur berserakan..
Sedikit air mata yang mengalir..
Tapi jauh di lubuk hatiku..
Air mataku seolah-olah dapat menenggelamkanku..
Teramat sangat sedih meninggalkan semua yang kucintai..
Teramat sangat.. :'(
Gambar diambil dari sini.
Hari yang akan kukenang selalu, sepanjang hidupku..
Ya.. Pada hari itu.. Aku meninggalkan Pekanbaru, kota tempatku lahir dan dibesarkan, yang berada di Riau Daratan, menuju Riau Kepulauan..
Pesawat Mandala pukul 11.30 siang itu akan menerbangkanku ke Batam kemudian dilanjutkan dengan menyeberangi selat menggunakan kapal ferry menuju Tanjungpinang di Pulau Bintan..
Menuju takdirku..
Sebagai abdi negara yang mengabdi di Kabupaten Bintan..
Sebagai insan yang akan memberikan pelayanan kesehatan di salah satu Puskesmas di sana..
Masih jelas dalam ingatanku, tentang hari itu..
Hari yang membuatku sangat berbahagia sekaligus bersedih dalam waktu yang bersamaan..
Di ruang tunggu bandara Sultan Syarif Kasim II..
Selain aku, adikku dan Bang Riky yang ketiganya akan berangkat, ada Papa dan Mamaku tercinta..
Yang dengan segala kebesaran hati merelakan kepergian dua putri mereka yang tercinta merantau di 'negeri' orang..
Juga ada Edo-chan..
Tetangga, sahabat, juga masih terhitung kerabatku, yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri..
Teman curhatku yang 'unik'.. :D
Dan dia datang tidak sendiri..
Dia datang berdua dengan temannya si 'Sensei' yang juga temanku..
Datang jauh-jauh dari Makassar dua hari sebelumnya..
Empat hari tiga malam berada di Kota Bertuah, untuk kembali pulang ke Makassar hari Senin esoknya..
Terimakasih atas kedatangannya, Sensei..
Maaf, karena keterbatasan waktu tidak bisa lama-lama membawamu jalan-jalan.. ^^
Andai aku punya waktu lebih..
Lalu pesawat Mandala itu datang menjemput..
Dan patahlah hatiku..
Lalu hancur berserakan..
Sedikit air mata yang mengalir..
Tapi jauh di lubuk hatiku..
Air mataku seolah-olah dapat menenggelamkanku..
Teramat sangat sedih meninggalkan semua yang kucintai..
Teramat sangat.. :'(
Gambar diambil dari sini.
Langganan:
Postingan (Atom)