Tanggal 23 Juni yang lalu Pekanbaru merayakan hari jadinya yang ke-225. Berbagai perhelatan akbar pun digelar. Tetapi pada kesempatan ini saya tidak akan berpanjang lebar membahas perhelatan akbar tersebut, karena perhelatan seperti ini tentunya akan diadakan rutin setiap tahunnya. Justru yang menarik untuk diperhatikan, bahwa pada perayaan hari jadinya tahun ini, Pekanbaru mendapat 'kado' istimewa, yaitu dengan telah dioperasikannya moda transportasi publik baru bagi masyarakat Kota Bertuah yaitu Sistem Angkutan Umum Masal (SAUM) atau yang lebih dikenal dengan Trans Metro Pekanbaru.
Trans Metro Pekanbaru ini telah diresmikan penggunaannya oleh Walikota Pekanbaru, Bapak Drs. H. Herman Abdullah pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2009 dipusatkan di Terminal AKAP Payung Sekaki. Sebagai bentuk promosi, selama tiga hari berturut-turut pihak pengelola Trans Metro Pekanbaru membebaskan biaya bagi penumpangnya alias gratis. Sebanyak 20 unit bus SAUM yang dioperasikan pada tahap awal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi publik bagi hampir 800 ribu jiwa masyarakat Pekanbaru. Dan juga diharapkan bus SAUM ini dapat mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Pekanbaru. *Saya tidak bermaksud melebih-lebihkan, walaupun Pekanbaru tidak sebesar Jakarta yang sudah terkenal dengan kemacetannya, tapi saya sendiri cukup sering mengalami yang namanya 'terjebak macet' di Pekanbaru ini. Hehehe..*
Selanjutnya setelah tiga hari bebas biaya, subsidi tarif yang diberlakukan oleh Pemko adalah Rp.3000,-/penumpang. Sebelumnya subsidi tarif yang akan diberlakukan adalah Rp.6000,-/penumpang, tetapi Pemko akhirnya memberikan subsidi sebanyak 50 persen. Untuk tahap awal, hanya dioperasikan dua koridor (trayek) dari lima koridor yang akan direalisasikan secara bertahap. Untuk koridor I akan melewati Pelita Pantai-Jenderal Sudirman-Bandar udara SSQ II-Kaharuddin Nst-Pasir Putih-Perumnas Pandau. Sedangkan Koridor II akan melewati Teminal Bandar Raya Payung Sekaki-Tuangku Tambusai-Jenderal Sudirman (U Turn depan Kantor RRI)-Jenderal Sudirman-Imam Munandar-Kulim Atas.
Untuk sistem ticketing-nya sendiri, sayangnya untuk sementara ini masih bersifat manual. Di setiap halte Bus SAUM yang tersebar di Pekanbaru ditempatkan seorang petugas yang khusus melayani tiket. Untuk selanjutnya direncanakan sistem ticketing-nya akan diubah secara komputerisasi atau tiket elektrik, dengan catatan listrik di setiap halte bus tidak boleh mati *Pekanbaru gitu lho, sering dilanda pemadaman listrik bergilir.. >_<*, karena tentu saja akan mengganggu sistem database yang ada.
Untuk supir dan kondekturnya, tentu saja berbeda dengan bus kota 'biasa' yang selama ini wara-wiri di Pekanbaru. Sudah bukan rahasia lagi kalau bus-bus kota jenis lama supirnya suka ugal-ugalan, ngebut sesuka hati di jalan raya *kayak jalan itu punya bapaknya saja.. >_<*, menaikkan/menurunkan penumpang tidak pada tempatnya (halte), penumpang sering melebihi kapasitas *sampai ada penumpang yang bergelantungan di pintu.. maksa!*. Khusus Trans Metro Pekanbaru ini, awaknya direkrut melalui seleksi oleh Pemko Pekanbaru. Gajinya...? Mmmm, menurut kabar yang beredar, gaji pokok supirnya sebulan mencapai Rp.2,1 juta.. Jadi diharapkan supir-supir Bus SAUM lebih 'santun dan terpelajar' dibandingkan supir-supir bus kota biasa.
*Dan demi mendengar ini terbersit 'ide ajaib' dari Papaku, kata beliau : "Boleh juga tuh..! Ntar kalo Papa udah pensiun nanti pengin coba melamar ke Pemko untuk jadi supir Trans Metro aja ahh.." Aku dan Mama pun saling berpandangan sambil mengernyitkan dahi.. Hehehe..*
Sumber:
*Dan demi mendengar ini terbersit 'ide ajaib' dari Papaku, kata beliau : "Boleh juga tuh..! Ntar kalo Papa udah pensiun nanti pengin coba melamar ke Pemko untuk jadi supir Trans Metro aja ahh.." Aku dan Mama pun saling berpandangan sambil mengernyitkan dahi.. Hehehe..*
Sumber:
Gambar diambil dari sini.