Hari Minggu, 28 Februari 2010..
Adalah hari yang bersejarah bagiku..
Hari yang akan kukenang selalu, sepanjang hidupku..
Ya.. Pada hari itu.. Aku meninggalkan Pekanbaru, kota tempatku lahir dan dibesarkan, yang berada di Riau Daratan, menuju Riau Kepulauan..
Pesawat Mandala pukul 11.30 siang itu akan menerbangkanku ke Batam kemudian dilanjutkan dengan menyeberangi selat menggunakan kapal ferry menuju Tanjungpinang di Pulau Bintan..
Menuju takdirku..
Sebagai abdi negara yang mengabdi di Kabupaten Bintan..
Sebagai insan yang akan memberikan pelayanan kesehatan di salah satu Puskesmas di sana..
Masih jelas dalam ingatanku, tentang hari itu..
Hari yang membuatku sangat berbahagia sekaligus bersedih dalam waktu yang bersamaan..
Di ruang tunggu bandara Sultan Syarif Kasim II..
Selain aku, adikku dan Bang Riky yang ketiganya akan berangkat, ada Papa dan Mamaku tercinta..
Yang dengan segala kebesaran hati merelakan kepergian dua putri mereka yang tercinta merantau di 'negeri' orang..
Juga ada Edo-chan..
Tetangga, sahabat, juga masih terhitung kerabatku, yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri..
Teman curhatku yang 'unik'.. :D
Dan dia datang tidak sendiri..
Dia datang berdua dengan temannya si 'Sensei' yang juga temanku..
Datang jauh-jauh dari Makassar dua hari sebelumnya..
Empat hari tiga malam berada di Kota Bertuah, untuk kembali pulang ke Makassar hari Senin esoknya..
Terimakasih atas kedatangannya, Sensei..
Maaf, karena keterbatasan waktu tidak bisa lama-lama membawamu jalan-jalan.. ^^
Andai aku punya waktu lebih..
Lalu pesawat Mandala itu datang menjemput..
Dan patahlah hatiku..
Lalu hancur berserakan..
Sedikit air mata yang mengalir..
Tapi jauh di lubuk hatiku..
Air mataku seolah-olah dapat menenggelamkanku..
Teramat sangat sedih meninggalkan semua yang kucintai..
Teramat sangat.. :'(
Gambar diambil dari sini.
Hari yang akan kukenang selalu, sepanjang hidupku..
Ya.. Pada hari itu.. Aku meninggalkan Pekanbaru, kota tempatku lahir dan dibesarkan, yang berada di Riau Daratan, menuju Riau Kepulauan..
Pesawat Mandala pukul 11.30 siang itu akan menerbangkanku ke Batam kemudian dilanjutkan dengan menyeberangi selat menggunakan kapal ferry menuju Tanjungpinang di Pulau Bintan..
Menuju takdirku..
Sebagai abdi negara yang mengabdi di Kabupaten Bintan..
Sebagai insan yang akan memberikan pelayanan kesehatan di salah satu Puskesmas di sana..
Masih jelas dalam ingatanku, tentang hari itu..
Hari yang membuatku sangat berbahagia sekaligus bersedih dalam waktu yang bersamaan..
Di ruang tunggu bandara Sultan Syarif Kasim II..
Selain aku, adikku dan Bang Riky yang ketiganya akan berangkat, ada Papa dan Mamaku tercinta..
Yang dengan segala kebesaran hati merelakan kepergian dua putri mereka yang tercinta merantau di 'negeri' orang..
Juga ada Edo-chan..
Tetangga, sahabat, juga masih terhitung kerabatku, yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri..
Teman curhatku yang 'unik'.. :D
Dan dia datang tidak sendiri..
Dia datang berdua dengan temannya si 'Sensei' yang juga temanku..
Datang jauh-jauh dari Makassar dua hari sebelumnya..
Empat hari tiga malam berada di Kota Bertuah, untuk kembali pulang ke Makassar hari Senin esoknya..
Terimakasih atas kedatangannya, Sensei..
Maaf, karena keterbatasan waktu tidak bisa lama-lama membawamu jalan-jalan.. ^^
Andai aku punya waktu lebih..
Lalu pesawat Mandala itu datang menjemput..
Dan patahlah hatiku..
Lalu hancur berserakan..
Sedikit air mata yang mengalir..
Tapi jauh di lubuk hatiku..
Air mataku seolah-olah dapat menenggelamkanku..
Teramat sangat sedih meninggalkan semua yang kucintai..
Teramat sangat.. :'(
Gambar diambil dari sini.
3 komentar:
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Salut atas pengabdian Mbak Suzie yang rela ditempatkan di mana saja demi memberikan pelayanan di bidang kesehatan
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
Semoga kerasan di tempat barunya.
@Mas Alamendah
Hehe.. Biasa aja, Mas..
Memang sudah demikian konsekuensinya..
Terimakasih atas doanya..
Posting Komentar