Senin, Februari 09, 2009

Teliti Sebelum Mengirim Pulsa..


Beberapa hari yang lalu, sebelum adzan Maghrib, aku menerima sebuah pesan singkat di HP-ku.

From : M-KIOS

Nomor anda telah di isi voucher dengan Serial Number (902051839216100072).


Tak berapa lama SMS dari operator seluler.



From : 222

Terima kasih telah melakukan isi ulang sebesar Rp 20000. Sisa pulsa Rp sekian (he he) dan aktif s/d tanggal sekian (rahasia dunkz).


Mau tahu reaksi pertamaku setelah membaca dua pesan singkat ini..?


BINGUNG !


Alasannya....?


Ehem, begini..
Di dunia yang semakin tua ini, dengan populasi manusia yang semakin bertambah, yang terdiri dari berbagai suku dan ras, hanya ada segelintir orang yang dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan berbaik hati memberiku voucher pulsa gratis.

Papa, Mama dan adikku.

Khusus adikku, biasanya aku memelas padanya saat pulsaku benar-benar sekarat, sementara aku sedang perlu pulsa untuk bertelepon-ria atau ber-SMS-ria, memang untuk urusan yang sangat penting, dan kebetulan kami berdua sama-sama sedang di Medan, sementara hari sudah malam sehingga aku malas keluar kamar kos untuk pergi ke kios pulsa, sementara via SMS Banking tidak ada pulsa yang nominalnya 5000 atau 10000 *penting gak sih info yang ini...?* Maka kode *858* (menu transfer pulsa) pun langsung dimanfaatkan. Dan khusus adikku, nominal pulsa yang kuminta tidak sebesar nominal yang rutin diberi orang tua, goceng pun cukup, nanti akan segera ku ganti. He he..

Jadi, SMS yang aku terima saat itu membuatku bingung. Kali ini pasti bukan dari segelintir orang yang dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan berbaik hati itu ! Melainkan dari orang asing !

Orang asing yang malang.. Karena Mbak-mbak atau Mas-mas dari salah satu kios pulsa yang menyediakan voucher pulsa elektrik yang ada di Indonesia ini, pasti salah mengetik no. HP orang asing itu. Malah pulsanya nyasar ke no. HP ku..

Hal ini kuketahui saat aku siap-siap mengangkat takbir pertama sholat Maghrib-ku, handphoneku berdering, tapi cuma misscall. Aku meneruskan sholatku. Setelah sholat, aku kembali ditelepon. Ternyata dari orang asing yang malang itu. Kuperhatikan nomornya. Sekilas nomornya sama dengan nomorku, hanya beda satu angka saja. Kalau nomorku XXXXXX4XXXXX dan orang asing itu nomornya XXXXXX8XXXXX (tanda X adalah angka yang 100% sama).

Dari seorang pria paruh baya ternyata. Dia memanggilku dengan sebutan Ibu (panggilan NETRAL yang bagiku pribadi belum pantas dipanggil begitu, he he). Dia menanyakan apakah tadi pulsanya masuk ke handphone-ku. Aku jawab dengan jujur, apa adanya. Jujur, aku sangat berharap aku segera ditelepon oleh orang yang telah keliru mengirimkan pulsa itu agar dapat aku kembalikan ke orang yang berhak (via *858* pastinya). Dari suaranya dia sangat berharap aku mengirimkan kembali pulsa yang salah alamat itu. Mungkin pulsa 20000 itu sangat berarti baginya, di saat yang lain berpikir, "Alahh... 20000 aja, pulsaku sebulan malah sampai berjuta-juta.. ", atau dia sudah bersusah payah memeras keringat mencari uang 20000 untuk membeli pulsa. Siapa yang tahu. Bagiku pribadi pulsa 20000 juga sangat berarti, tapi ini bukan hakku.

Aku berjanji akan segera mengembalikan pulsanya. Sambil berharap agar *858* tidak mengalami kekacauan seperti yang dialami Mama saat mentransfer pulsa ke Papa beberapa minggu sebelumnya. Pulsa Mama berkurang, tapi pulsa Papa sama sekali tidak bertambah. Padahal laporannya BERHASIL.

Setelah kukirim, tak berapa lama kemudian..

From : +XXXXXX8XXXXX

Makasi ya buk pulsanya dah masuk

Alhamdulillah.. Alangkah leganya aku..

Melalui postingan ini aku berpesan kepada Datuk-datuk, Encik-encik, Tuan-tuan dan Puan-puan yang bertugas di kios voucher pulsa elektrik, agar terlebih dahulu meneliti nomor handphone customer Anda (jika Anda meminta customer Anda menuliskan nomornya di atas kertas), atau mendengarkan baik-baik nomor yang disebutkan oleh customer Anda (pastikan telinga Anda baik pendengarannya). Juga aku berpesan kepada pemilik handphone di seluruh Indonesia, HAFAL DAN INGATLAH NOMOR HANDPHONE ANDA SENDIRI !

Gambar diunggah dari sini.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

pesan moral cerita :
bu dokter yg baik hati dan tidak sombong, ceria dan suka penolong, tidak pernah pamrih dan selalu mengamalkan pancasila dan uud 45, whehehe

Anonim mengatakan...

OOT ...
Aku tersenyum melihat foto widget di samping blognya ...
Uchie ... mirip Lucy Liu ...

kok bisa sama gitu ya ...

Anonim mengatakan...

Alangkahnya berbaik hatinya dirmu..
Syukurlah..aku menjadi bagian dari teman mu.. :D

Suzi Leoni mengatakan...

@ nRa..

Kurang nRa, juga mengamalkan GBHN (masih ada gak siy, GBHN...?), UU APP, UU Perlindungan Anak, UU Kesehatan, UU Perkawinan, de el el.. Hakzhakzhakz..

@ nh18

He he.. "Kesalahan" bukan terletak pada saya, Pak.. Pas masukin foto yang itu, secara otomatis muncullah sederet wajah2 oriental.. Ci sendiri gak ngerti, coz aslinya gak ada sedikitpun wajah orientalnya. Wajah Indonesia asli lhoooo.. Berkulit sawo matang yang EKSOTIS. Hattttccchhhiiihhhhh....!

Pak nh coba ajha My Celebrity look alikes-nya.. Kali2 ajha mirip Richard Gere.. He he.. Afwan Pak..

@ Putri..

Siapa dulu dunk temannya..
Pu.. triiii... :)

Anonim mengatakan...

hmm iya nih.. eman suka kae gini nih klo isi pulsa model tronik gituh... makanya aku males bgt punya nomor yg isi2 pulsa :)) heheheh... jdnya pake paska ajah... ^_^

Suzi Leoni mengatakan...

@ carra

He he he..
Betul juga Mbak.. Tp, untuk saat ini masih betah ama prabayar.. Lebih terkontrol.. Kalo pasca ntar "takut" liat tagihannya.. He he..
Thx ya Mbak..

maz bie mengatakan...

Mau bisnis pulsa? cuma isi pulsa sendiri tp dapet Duit KLIK DI SINI

maz bie mengatakan...

Mau bisnis pulsa? cuma isi pulsa sendiri tp dapet Duit KLIK DI SINI