Senin, Maret 30, 2009
Sebuah Hajat
Tuk seorang sobat..
Pulanglah cepat..
Daku tak sabar ingin curhat..
Penasaran ini buatku nyaris sekarat..
Sejak ketaksengajaan ucapanmu buatku tercekat..
Rasa diri seperti tersengat..
Jantungku pun serasa meloncat..
Ku tahu kau harus menjaga amanat..
Yang kau jaga rapat-rapat..
Dari seorang kawan dekat..
Tapi bibirmu akhirnya khianat..
Dari tekadmu yang telanjur menguat..
Tak usah kau risau, itu bukan sengaja kau buat..
Kadang hati dan bibir tak pernah sepakat..
Dan bagiku itu perkataan yang hebat..
Walau akhirnya hatiku tersayat..
Tak apalah jika semua ini ku ketahui lambat..
(Buat pembaca.. Maaf kalau puisinya maksa sangat.. He he..)
Gambar diambil dari sini.
31 Maret 2009
"Zawadakillahu taqwa waghafara dzanbaki,
wayassara laki haitsu ma kunti"
Semoga Allah menambah ketakwaan padamu,
mengampuni dosamu,
dan mempermudah segala urusanmu..
Amin..
Barakillahu..
SELAMAT HARI LAHIR, MAMA SAYANG..
Semoga Allah meridhoi usia..
wayassara laki haitsu ma kunti"
Semoga Allah menambah ketakwaan padamu,
mengampuni dosamu,
dan mempermudah segala urusanmu..
Amin..
Barakillahu..
SELAMAT HARI LAHIR, MAMA SAYANG..
Semoga Allah meridhoi usia..
Gambar diambil dari sini.
Rabu, Maret 25, 2009
Comment allez-vous..?
" Uchie.. Uchie.. Apa kabarmu, kabarku baik-baik saja.."
(plesetan lagu Sunny by. BCL niy ceritanya.. Hihihi..)
Selama dua pekan lebih..
Ada serangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidupku..
Suka dan duka..
Senang dan sedih..
Harap-harap cemas..
Menanti..
Berdoa..
Mengharap..
Jadi tumpuan..
Menjaga perasaan..
Berbaur jadi satu..
Ujian dalam hidup..
Siapa di dunia ini yang tak pernah mendapatkannya..?
Akupun menerimanya dengan lapang dada..
Tanpa air mata yang bercucuran..
Bukan berarti aku telah mati rasa..
Ku mencoba sabar..
Ku mencoba tetap tegar..
Karena ku yakin..
Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari tiap-tiap peristiwa..
Seiring waktu yang berjalan..
Semua akan baik-baik saja..
Alhamdulillah..
Memang demikian adanya..
Bukankah kini aku telah dewasa..?
Gambar diambil dari sini.
Tentang ACLS
INDONESIAN HEART ASSOCIATION
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA
(PERKI)
THIS IS TO CERTIFY THAT
SUZI LEONI AGUSTIN, MD
HAS ATTENDED
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT COURSE
Pekanbaru Medical Centre, Pekanbaru
March 13-14, 2009
And qualified to perform Advance Cardiac Life Support with American Heart Association standard procedure.
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA
(PERKI)
THIS IS TO CERTIFY THAT
SUZI LEONI AGUSTIN, MD
HAS ATTENDED
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT COURSE
Pekanbaru Medical Centre, Pekanbaru
March 13-14, 2009
And qualified to perform Advance Cardiac Life Support with American Heart Association standard procedure.
Begitulah sebagian isi sertifikat yang saya terima setelah mengikuti Pelatihan ACLS pada tanggal 13-15 Maret yang lalu. Pelatihan ACLS ini termasuk salah satu pelatihan yang sangat penting untuk diikuti kalangan profesional medis seperti dokter dan perawat, apalagi bagi mereka yang akan atau sudah berkecimpung dalam hal kedaruratan medis seperti bertugas di IGD (Instalasi Gawat Darurat) atau ICU (Intensive Care Unit) di rumah sakit. Saya yang notabene belum (tetapi "akan", Insya Allah, mohon doanya.. ^-^) berkecimpung dalam dunia per-IGD-an, merasa bahwa pelatihan ini dapat menjadi modal bagi saya untuk melangkah ke dunia "serba hiruk-pikuk" ini suatu saat nanti.
Melalui postingan ini saya juga ingin memberikan informasi kepada rekan-rekan sejawat yang belum mengikuti Pelatihan ACLS, terutama yang berdomisili di kota Pekanbaru dan sekitarnya, bahwa Pelatihan ACLS akan kembali diadakan pada bulan Mei 2009 di RS Awal Bros Pekanbaru dan pada bulan Nopember 2009 di RS Ibnu Sina Pekanbaru. Mengenai biaya, saya tidak bisa memastikan apakah biayanya tetap, yaitu Rp. 3.000.000,- atau mengalami kenaikan lagi. He he.. (soalnya tahun lalu biayanya "masih" Rp. 2.500.000,-, saya belum bisa ikut karena masih berstatus sebagai KoAs)
Adapun materi-materi yang di sampaikan pada hari pertama pelatihan, antara lain :
Semua peserta yang berjumlah 45 orang (didominasi oleh dokter, sisanya perawat), masing-masing kebagian peran sebagai komandan. Pasien yang dihadapi tentu saja "seorang" boneka pantom yang secara HI Tech telah didesain sedemikian rupa dan dihubungkan dengan perangkat laptop sehingga boneka ini hampir menyerupai manusia "sesungguhnya" karena dia memiliki "nadi" yang bisa diraba pada lehernya, lidah, tenggorokan bahkan pita suara yang jadi pedoman dalam memasukkan ETT ketika melakukan intubasi. Boneka ini juga dilengkapi indikator pada "tubuh"nya sehingga kita bisa tahu apakah kita telah benar dan tepat ketika melakukan intubasi, kompresi dada, memberi nafas buatan, dll.
Yang paling mendebarkan menurut saya adalah Ujian Megacode. Instruktur tentu saja memberi soal yang lebih sulit dibandingkan saat simulasi megacode sehari sebelumnya. Walaupun pasiennya hanya boneka pantom, tapi seperti benar-benar mengahadapi pasien sungguhan. Tentu saja karena desainnya yang hampir mendekati manusia yang saya sebutkan tadi. Dia bisa "selamat" atau bahkan "meninggal". Berdasarkan skenario yang dibuat para instruktur (dari laptop yang dioperasikannya), tidak semua "pasien" dapat terselamatkan setelah dilakukan BLS Primary Survey dan ACLS Secondary Survey. Kalau saat simulasi megacode "pasien" saya selamat, maka pada saat tes megacode "pasien" saya "meninggal". Innalillahi wainna ilaihi roji'un.. (maklumlah, penyakit jantung kan pembunuh nomor wahid)
Gambar diambil dari MTE, caravanclub dan ACLStoday.
Melalui postingan ini saya juga ingin memberikan informasi kepada rekan-rekan sejawat yang belum mengikuti Pelatihan ACLS, terutama yang berdomisili di kota Pekanbaru dan sekitarnya, bahwa Pelatihan ACLS akan kembali diadakan pada bulan Mei 2009 di RS Awal Bros Pekanbaru dan pada bulan Nopember 2009 di RS Ibnu Sina Pekanbaru. Mengenai biaya, saya tidak bisa memastikan apakah biayanya tetap, yaitu Rp. 3.000.000,- atau mengalami kenaikan lagi. He he.. (soalnya tahun lalu biayanya "masih" Rp. 2.500.000,-, saya belum bisa ikut karena masih berstatus sebagai KoAs)
Adapun materi-materi yang di sampaikan pada hari pertama pelatihan, antara lain :
- Pre Test (25 soal pilihan berganda dalam Bahasa Inggris)
- Introduction (oleh Ketua PERKI Pekanbaru)
- BLS Algorithm
- ECG
- ACS (Acute Coronary Syndromes)
- VT/VF Asystole-PEA
- Bradycardia
- Airway Management
- Skill Station: Airway Management, CPR, Defibrillation, Arrhytmia Recognition (membaca hasil EKG)
- Acute Pulmonary Edema, Hypotension & Shock
- Tachycardia With Pulses Algorithm
- Pharmacology
- Megacode
- Post Test (40 soal pilihan berganda dalam Bahasa Inggris)
- Test Megacode
Semua peserta yang berjumlah 45 orang (didominasi oleh dokter, sisanya perawat), masing-masing kebagian peran sebagai komandan. Pasien yang dihadapi tentu saja "seorang" boneka pantom yang secara HI Tech telah didesain sedemikian rupa dan dihubungkan dengan perangkat laptop sehingga boneka ini hampir menyerupai manusia "sesungguhnya" karena dia memiliki "nadi" yang bisa diraba pada lehernya, lidah, tenggorokan bahkan pita suara yang jadi pedoman dalam memasukkan ETT ketika melakukan intubasi. Boneka ini juga dilengkapi indikator pada "tubuh"nya sehingga kita bisa tahu apakah kita telah benar dan tepat ketika melakukan intubasi, kompresi dada, memberi nafas buatan, dll.
Yang paling mendebarkan menurut saya adalah Ujian Megacode. Instruktur tentu saja memberi soal yang lebih sulit dibandingkan saat simulasi megacode sehari sebelumnya. Walaupun pasiennya hanya boneka pantom, tapi seperti benar-benar mengahadapi pasien sungguhan. Tentu saja karena desainnya yang hampir mendekati manusia yang saya sebutkan tadi. Dia bisa "selamat" atau bahkan "meninggal". Berdasarkan skenario yang dibuat para instruktur (dari laptop yang dioperasikannya), tidak semua "pasien" dapat terselamatkan setelah dilakukan BLS Primary Survey dan ACLS Secondary Survey. Kalau saat simulasi megacode "pasien" saya selamat, maka pada saat tes megacode "pasien" saya "meninggal". Innalillahi wainna ilaihi roji'un.. (maklumlah, penyakit jantung kan pembunuh nomor wahid)
Gambar diambil dari MTE, caravanclub dan ACLStoday.
Rabu, Maret 04, 2009
Tentang DBD..
Beberapa minggu yang lalu, Mak Ngah-ku (salah seorang tanteku) menelepon. Konsultasi jarak jauh dengan keponakan. He he.. Ape pasal..? Ternyata Mak Ngah-ku sedang gundah. Beliau resah karena di sekitar kampus FE UNRI di mana beliau mengabdi sebagai Dosen (hayyooo.. siapa yang merasa kuliah di FE UNRI jurusan Akuntansi..?) banyak nyamuk yang beterbangan *kalo berlompatan tupai kale'..* Beliau takut kena Demam Berdarah, apalagi beliau mengaku mulai merasa tidak enak badan, seperti gejala flu. Ditambah lagi cuaca serba tidak jelas, kadang panas kadang hujan. Akupun kemudian memberikan sedikit keterangan tentang penyakit yang dimaksud, seperti gejala-gejalanya dan apa yang mesti dilakukan agar terhindar dari penyakit itu. Termasuk menanyakan "Kalau lagi pilek gini, obatnya apa..?" Akupun menjawab, tingkatkan daya tahan tubuh. Istirahat cukup, makan-makanan bergizi, banyak minum air putih (usahakan air hangat), konsumsi vitamin C dosis tinggi (500mg) sekali sehari. Insya Allah akan sembuh sendiri.
Tentang DBD..
PENYEBAB
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, yang dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam-macam dari asimptomatik (penderita tidak merasakan gejala yang khas) sampai fatal. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan berbagai manifestasi pendarahan. Jadi, nyamuk Aedes itu berperan sebagai vektor. Penularan terjadi jika si nyamuk setelah menggigit orang yang terinfeksi virus Dengue kemudian menggigit orang lain yang sehat, yang kebetulan daya tahan tubuhnya sedang lemah. Kalau teman-teman "main-main" ke Rumah Sakit (emang ada yang mau main-main ke RS..?), jangan heran melihat pasien DBD tempat tidurnya dipasangi kelambu, mencegah nyamuk Aedes aegypti tidak menggigit si pasien lalu menggigit orang lain yang sehat.
Sebenarnya saat kita terkena infeksi virus Dengue, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap tipe virus Dengue tersebut, kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Sayangnya, Demam Dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun kita kebal terhadap salah satu tipe namun kita masih dapat menderita demam dengue dari tipe virus yang lain.
TANDA DAN GEJALA DBD
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus Dengue, selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (purpura) pendarahan.
3. Adanya bentuk pendarahan di kelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (pendarahan pada hidung), buang air besar dengan kotoran (feses) berupa lendir bercampur darah, pendarahan pada gusi, dan lain-lain.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
9. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
10. Tidak ada tanda-tanda ISPA seperti batuk dan pilek.
Karena sering terjadi pendarahan dan syok ini, maka angka kematian penyakit DBD ini cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita DBD dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke Dokter atau Rumah Sakit, dikhawatirkan sewaktu-waktu dapat mengalami pendarahan dan syok.
Tanda syok antara lain: suhu mendadak turun, nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi <20>Pengobatan DBD
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi pendarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompres dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
Pencegahan DBD
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk Aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD-nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut, kenakan pakaian yang lebih tertutup, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. *mmm.. ternyata banyak sekali manfaat menutup aurat* Gunakan cairan/krim anti nyamuk (mosquito repellent) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk Abate (yang dapat dibeli di Apotek) pada bak mandi dan tempat penampungan air lainnya, juga pada parit/selokan di dalam dan sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak/kurang mengalir. Kolam/akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk bila tampak nyamuk berkeliaran di pagi, siang dan sore hari.
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk, sekalipun penderita sudah dirawat di Rumah Sakit. Hubungi Puskesmas setempat untuk meminta dilakukan fogging (pengasapan) di rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerjasama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), fogging atau memutuskan mata rantai perkembangbiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
Itulah secuil info tentang DBD. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian.. :)
Sumber:
- Demam Berdarah Dengue, Penyunting: Sri Rezeki H.Hadinegoro, FKUI
- Infopenyakit
- Geocities
- blogdokter
Gambar diambil dari sini.
Tentang DBD..
PENYEBAB
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, yang dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam-macam dari asimptomatik (penderita tidak merasakan gejala yang khas) sampai fatal. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan berbagai manifestasi pendarahan. Jadi, nyamuk Aedes itu berperan sebagai vektor. Penularan terjadi jika si nyamuk setelah menggigit orang yang terinfeksi virus Dengue kemudian menggigit orang lain yang sehat, yang kebetulan daya tahan tubuhnya sedang lemah. Kalau teman-teman "main-main" ke Rumah Sakit (emang ada yang mau main-main ke RS..?), jangan heran melihat pasien DBD tempat tidurnya dipasangi kelambu, mencegah nyamuk Aedes aegypti tidak menggigit si pasien lalu menggigit orang lain yang sehat.
Sebenarnya saat kita terkena infeksi virus Dengue, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap tipe virus Dengue tersebut, kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Sayangnya, Demam Dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun kita kebal terhadap salah satu tipe namun kita masih dapat menderita demam dengue dari tipe virus yang lain.
TANDA DAN GEJALA DBD
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus Dengue, selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (purpura) pendarahan.
3. Adanya bentuk pendarahan di kelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (pendarahan pada hidung), buang air besar dengan kotoran (feses) berupa lendir bercampur darah, pendarahan pada gusi, dan lain-lain.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
9. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
10. Tidak ada tanda-tanda ISPA seperti batuk dan pilek.
Karena sering terjadi pendarahan dan syok ini, maka angka kematian penyakit DBD ini cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita DBD dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke Dokter atau Rumah Sakit, dikhawatirkan sewaktu-waktu dapat mengalami pendarahan dan syok.
Tanda syok antara lain: suhu mendadak turun, nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi <20>Pengobatan DBD
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi pendarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompres dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
Pencegahan DBD
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk Aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD-nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut, kenakan pakaian yang lebih tertutup, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. *mmm.. ternyata banyak sekali manfaat menutup aurat* Gunakan cairan/krim anti nyamuk (mosquito repellent) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk Abate (yang dapat dibeli di Apotek) pada bak mandi dan tempat penampungan air lainnya, juga pada parit/selokan di dalam dan sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak/kurang mengalir. Kolam/akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk bila tampak nyamuk berkeliaran di pagi, siang dan sore hari.
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk, sekalipun penderita sudah dirawat di Rumah Sakit. Hubungi Puskesmas setempat untuk meminta dilakukan fogging (pengasapan) di rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerjasama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), fogging atau memutuskan mata rantai perkembangbiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
Itulah secuil info tentang DBD. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian.. :)
Sumber:
- Demam Berdarah Dengue, Penyunting: Sri Rezeki H.Hadinegoro, FKUI
- Infopenyakit
- Geocities
- blogdokter
Gambar diambil dari sini.
Minggu, Maret 01, 2009
Penpal..
Sahabat Pena..
Melalui sepucuk surat saling kenal mengenal..
Melalui sepucuk surat saling berkirim kabar..
Melalui sepucuk surat saling rindu merindu..
Hangat..
Akrab..
Terasa dekat..
Walau nyatanya..
Tak pernah sekalipun bertatap muka dengannya..
Majalah Bobo..
Mmm..
Waktu masih duduk di bangku SD menjadi salah satu majalah favoritku selain majalah Ananda dan Aku Anak Saleh.. Ada satu hari dalam seminggu dimana aku tak sabar menunggu lonceng pulang berbunyi, cepat-cepat segera sampai di rumah, menunggu Papa pulang dari kantor membawakan majalah Bobo untukku dan adikku.. Senang sekali rasanya.. Dan tak perlu sampai berhari-hari untuk membaca tuntas majalah anak-anak itu..
Dan ada satu hari dimana aku sangat tertarik dengan sebuah puisi dalam Rubrik Puisi majalah kesayanganku itu. Aku lupa judulnya. Yang jelas, aku yang kala itu sudah mencoba-coba menulis puisi, merasa tertarik dengan puisi yang dikirim oleh salah seorang pembaca ciliknya Bobo. Dari seorang murid kelas 5 SD di Jakarta. Satu tahun lebih tua dariku. Entah karena tertarik dengan pelajaran menulis surat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan wali kelasku atau karena Bobo yang kali pertama memperkenalkan kata "korespondensi" atau "sahabat pena" kepadaku, maka dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi (halahh..), aku mulai melayangkan surat perkenalanku yang pertama pada gadis kecil itu..
Gayung bersambut..
Hingga beberapa bulan ke depan, ada satu hari dimana aku begitu tak sabar menunggu Pak Pos mengetuk pintu rumahku, untuk mengantarkan surat dari sahabat penaku. Terutama beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kartu Lebaran yang dikirimkannya setiap tahun adalah kartu lebaran terunik yang pernah kulihat, dibandingkan kartu lebaran "standar" yang dikirim oleh para kerabatku. He he.. Dan bukan hanya itu, yang membuatku selalu takjub adalah perangko yang tertempel di sudut kanan atas suratnya. Perangko terunik yang pernah kulihat dibandingkan perangko "standar" berbentuk petak dengan gambar kepala negara yang berkuasa saat itu.. He he.. Pikiran kanak-kanakku yang masih lugu selalu menganggap anak-anak ibu kota itu lebih hebat dan lebih keren dibanding anak-anak daerah sepertiku (nyatanya emang iya, waktu itu kan belum ada otonomi daerah.. nyambung gak sih..? He he) hingga perangkonya aja selalu yang terbaru, berbentuk segitiga bahkan pernah berbentuk bundar, dengan gambar beraneka rupa, bukan hanya gambar bapak Presiden dengan kopiah di kepalanya itu.. :p
Mungkin dari sinilah hobi filateli-ku dimulai. Tapi di kemudian hari aku juga menemukan fakta bahwa perangko dari Belanda juga tak kalah membosankannya. Ratu Wilhelmina melulu.. He he..
Itulah sejarah singkat tentang seorang sahabat penaku. Sebenarnya aku juga berkirim surat dengan anak-anak dari daerah lainnya. Tapi dengan Mbak yang satu ini yang paling berkesan, karena dengannya aku memiliki rekor terlama berkirim surat. Surat-suratnya mulai jarang datang sejak aku sudah duduk di bangku kelas 1 SMU. Mungkin surat sudah tergeser kedudukannya oleh surat elektronik alias e-mail kali ya..? Bahkan sejak kelas 2 SMU tak ada lagi surat yang kukirim maupun yang kuterima..
Perlu digarisbawahi di sini, selama persahabatan (pena) kami, aku hanya memiliki satu foto dari Mbak ini, itupun hanya foto ketika dia masih berusia 3 tahun..! Foto lainnya hanya foto seorang anggota band Def Leppard, band yang digandrungi Mbak ini kala itu.
Waktu berlalu..
Ada satu hari di mana aku iseng mengetik nama Mbak itu pada "mesin pencari" Google. Dan dia ternyata ada di Facebook. Aku yang pada mulanya membiarkan saja "undangan" bergabung di Facebook dari beberapa teman-ku (ups..! sori ya friend, bukan maksud ane buat nyuekin. I luv u all.. Peace..!), pada akhirnya dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, aku Sign Up juga ke Facebook.. Karena ada Mbak ini..! Pepatah menyebutnya sebagai "Ada udang di balik bakwan.. eh, di balik batu..!" He he.. *nyambung gak sih..?*
Untuk Mbak T, sahabat pena masa kecilku..
Gambar diambil dari sini.
Mmm..
Waktu masih duduk di bangku SD menjadi salah satu majalah favoritku selain majalah Ananda dan Aku Anak Saleh.. Ada satu hari dalam seminggu dimana aku tak sabar menunggu lonceng pulang berbunyi, cepat-cepat segera sampai di rumah, menunggu Papa pulang dari kantor membawakan majalah Bobo untukku dan adikku.. Senang sekali rasanya.. Dan tak perlu sampai berhari-hari untuk membaca tuntas majalah anak-anak itu..
Dan ada satu hari dimana aku sangat tertarik dengan sebuah puisi dalam Rubrik Puisi majalah kesayanganku itu. Aku lupa judulnya. Yang jelas, aku yang kala itu sudah mencoba-coba menulis puisi, merasa tertarik dengan puisi yang dikirim oleh salah seorang pembaca ciliknya Bobo. Dari seorang murid kelas 5 SD di Jakarta. Satu tahun lebih tua dariku. Entah karena tertarik dengan pelajaran menulis surat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan wali kelasku atau karena Bobo yang kali pertama memperkenalkan kata "korespondensi" atau "sahabat pena" kepadaku, maka dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi (halahh..), aku mulai melayangkan surat perkenalanku yang pertama pada gadis kecil itu..
Gayung bersambut..
Hingga beberapa bulan ke depan, ada satu hari dimana aku begitu tak sabar menunggu Pak Pos mengetuk pintu rumahku, untuk mengantarkan surat dari sahabat penaku. Terutama beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kartu Lebaran yang dikirimkannya setiap tahun adalah kartu lebaran terunik yang pernah kulihat, dibandingkan kartu lebaran "standar" yang dikirim oleh para kerabatku. He he.. Dan bukan hanya itu, yang membuatku selalu takjub adalah perangko yang tertempel di sudut kanan atas suratnya. Perangko terunik yang pernah kulihat dibandingkan perangko "standar" berbentuk petak dengan gambar kepala negara yang berkuasa saat itu.. He he.. Pikiran kanak-kanakku yang masih lugu selalu menganggap anak-anak ibu kota itu lebih hebat dan lebih keren dibanding anak-anak daerah sepertiku (nyatanya emang iya, waktu itu kan belum ada otonomi daerah.. nyambung gak sih..? He he) hingga perangkonya aja selalu yang terbaru, berbentuk segitiga bahkan pernah berbentuk bundar, dengan gambar beraneka rupa, bukan hanya gambar bapak Presiden dengan kopiah di kepalanya itu.. :p
Mungkin dari sinilah hobi filateli-ku dimulai. Tapi di kemudian hari aku juga menemukan fakta bahwa perangko dari Belanda juga tak kalah membosankannya. Ratu Wilhelmina melulu.. He he..
Itulah sejarah singkat tentang seorang sahabat penaku. Sebenarnya aku juga berkirim surat dengan anak-anak dari daerah lainnya. Tapi dengan Mbak yang satu ini yang paling berkesan, karena dengannya aku memiliki rekor terlama berkirim surat. Surat-suratnya mulai jarang datang sejak aku sudah duduk di bangku kelas 1 SMU. Mungkin surat sudah tergeser kedudukannya oleh surat elektronik alias e-mail kali ya..? Bahkan sejak kelas 2 SMU tak ada lagi surat yang kukirim maupun yang kuterima..
Perlu digarisbawahi di sini, selama persahabatan (pena) kami, aku hanya memiliki satu foto dari Mbak ini, itupun hanya foto ketika dia masih berusia 3 tahun..! Foto lainnya hanya foto seorang anggota band Def Leppard, band yang digandrungi Mbak ini kala itu.
Waktu berlalu..
Ada satu hari di mana aku iseng mengetik nama Mbak itu pada "mesin pencari" Google. Dan dia ternyata ada di Facebook. Aku yang pada mulanya membiarkan saja "undangan" bergabung di Facebook dari beberapa teman-ku (ups..! sori ya friend, bukan maksud ane buat nyuekin. I luv u all.. Peace..!), pada akhirnya dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, aku Sign Up juga ke Facebook.. Karena ada Mbak ini..! Pepatah menyebutnya sebagai "Ada udang di balik bakwan.. eh, di balik batu..!" He he.. *nyambung gak sih..?*
Untuk Mbak T, sahabat pena masa kecilku..
Gambar diambil dari sini.
Langganan:
Postingan (Atom)