Rabu, Maret 25, 2009

Tentang ACLS




INDONESIAN HEART ASSOCIATION

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA
(PERKI)



THIS IS TO CERTIFY THAT


SUZI LEONI AGUSTIN, MD


HAS ATTENDED

ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT COURSE

Pekanbaru Medical Centre, Pekanbaru
March 13-14, 2009

And qualified to perform Advance Cardiac Life Support with American Heart Association standard procedure.


Begitulah sebagian isi sertifikat yang saya terima setelah mengikuti Pelatihan ACLS pada tanggal 13-15 Maret yang lalu. Pelatihan ACLS ini termasuk salah satu pelatihan yang sangat penting untuk diikuti kalangan profesional medis seperti dokter dan perawat, apalagi bagi mereka yang akan atau sudah berkecimpung dalam hal kedaruratan medis seperti bertugas di IGD (Instalasi Gawat Darurat) atau ICU (Intensive Care Unit) di rumah sakit. Saya yang notabene belum (tetapi "akan", Insya Allah, mohon doanya.. ^-^) berkecimpung dalam dunia per-IGD-an, merasa bahwa pelatihan ini dapat menjadi modal bagi saya untuk melangkah ke dunia "serba hiruk-pikuk" ini suatu saat nanti.

Melalui postingan ini saya juga ingin memberikan informasi kepada rekan-rekan sejawat yang belum mengikuti Pelatihan ACLS, terutama yang berdomisili di kota Pekanbaru dan sekitarnya, bahwa Pelatihan ACLS akan kembali diadakan pada bulan Mei 2009 di RS Awal Bros Pekanbaru dan pada bulan Nopember 2009 di RS Ibnu Sina Pekanbaru. Mengenai biaya, saya tidak bisa memastikan apakah biayanya tetap, yaitu Rp. 3.000.000,- atau mengalami kenaikan lagi. He he.. (soalnya tahun lalu biayanya "masih" Rp. 2.500.000,-, saya belum bisa ikut karena masih berstatus sebagai KoAs)

Adapun materi-materi yang di sampaikan pada hari pertama pelatihan, antara lain :
  • Pre Test (25 soal pilihan berganda dalam Bahasa Inggris)
  • Introduction (oleh Ketua PERKI Pekanbaru)
  • BLS Algorithm
  • ECG
  • ACS (Acute Coronary Syndromes)
  • VT/VF Asystole-PEA
  • Bradycardia
  • Airway Management
  • Skill Station: Airway Management, CPR, Defibrillation, Arrhytmia Recognition (membaca hasil EKG)
Materi-materi pada hari ke-2 pelatihan :
  • Acute Pulmonary Edema, Hypotension & Shock
  • Tachycardia With Pulses Algorithm
  • Pharmacology
  • Megacode
Hari ke-3 (terakhir) :
  • Post Test (40 soal pilihan berganda dalam Bahasa Inggris)
  • Test Megacode
Bagi saya pribadi, Megacode yang paling menarik. Dalam Megacode ini kita tergabung dalam suatu tim, biasanya sekitar 6-7 orang. Salah satunya bertindak sebagai "komandan" a.k.a Ketua Tim yang memiliki tugas yang berat. Ketika dihadapkan pada kasus kegawatdaruratan jantung (pasien tidak sadar, nyeri dada, jantung berdebar-debar, dll), sang komandan harus bisa memimpin dan memberi perintah secara benar, tepat, dan terarah (sesuai prosedur standard) pada para anak buahnya yang masing-masing memegang peranan seperti ada yang bertugas mengambil emergency kit & defibrillator, memasang infus, melakukan kompresi dada dan memberi nafas buatan, memasukkan obat (injeksi), melakukan intubasi dan mencatat setiap kejadian dengan cermat.

Semua peserta yang berjumlah 45 orang (didominasi oleh dokter, sisanya perawat), masing-masing kebagian peran sebagai komandan. Pasien yang dihadapi tentu saja "seorang" boneka pantom yang secara HI Tech telah didesain sedemikian rupa dan dihubungkan dengan perangkat laptop sehingga boneka ini hampir menyerupai manusia "sesungguhnya" karena dia memiliki "nadi" yang bisa diraba pada lehernya, lidah, tenggorokan bahkan pita suara yang jadi pedoman dalam memasukkan ETT ketika melakukan intubasi. Boneka ini juga dilengkapi indikator pada "tubuh"nya sehingga kita bisa tahu apakah kita telah benar dan tepat ketika melakukan intubasi, kompresi dada, memberi nafas buatan, dll.

Yang paling mendebarkan menurut saya adalah Ujian Megacode. Instruktur tentu saja memberi soal yang lebih sulit dibandingkan saat simulasi megacode sehari sebelumnya. Walaupun pasiennya hanya boneka pantom, tapi seperti benar-benar mengahadapi pasien sungguhan. Tentu saja karena desainnya yang hampir mendekati manusia yang saya sebutkan tadi. Dia bisa "selamat" atau bahkan "meninggal". Berdasarkan skenario yang dibuat para instruktur (dari laptop yang dioperasikannya), tidak semua "pasien" dapat terselamatkan setelah dilakukan BLS Primary Survey dan ACLS Secondary Survey. Kalau saat simulasi megacode "pasien" saya selamat, maka pada saat tes megacode "pasien" saya "meninggal". Innalillahi wainna ilaihi roji'un.. (maklumlah, penyakit jantung kan pembunuh nomor wahid)

Gambar diambil dari MTE, caravanclub dan ACLStoday.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Dear Zhang Zi Yi ... (halah ganti lageee)

Ini rupanya perlu keahlian khusus ya Bu ...

Aku dulu pernah belajar waktu jadi anggota PMR di SMA dulu ...
But sekarang aku udah lupa ...
En aku yakin ... ini tidak seintensive ACLS ini ...

Salam saya

Suzi Leoni mengatakan...

Dear Pak NH..

Lho..?! Biasanya Ci dipanggil Lucy Liu niy... He he..

Iya Pak, perlu keahlian khusus.. makanya Ci bela-belain ikutan kursus ini.. Biar tambah pinter.. He he..

Wah, seru ya Pak jadi anggota PMR..?

Anonim mengatakan...

Chi..congrat, ya..

I'm proud to be ur friend :D

Eh...kemarin diajakin erika ke seminar medis, jadi ikutan, gak ?

Anonim mengatakan...

selamat yah bu dokter, congrats

Suzi Leoni mengatakan...

Dear Putri..

Makasih, Cinta..
Kemarin Ci gak bisa nemenin Erika, karena di rumah masih ada "sesuatu hal"..

Dear nRa..

Makasih, kawan..

Titus Cahya Primadian mengatakan...

Wah.. Ternyata pelatihan ACLS itu penting banget ya... Saya pikir hanya legalitas kalau kita akn masuk ke Rumah Sakit... :)

Suzi Leoni mengatakan...

@ Titus

Terimakasih sudah berkunjung..
Iya, sangat penting di saat-saat kedaruratan..

Btw, sayangnya masa berlaku sertifikat ACLS ini cuma 3 tahun, beda dengan sertifikat ATLS yang katanya bisa seumur hidup. Saya sendiri blom ikut ATLS :(